Halaman

    Social Items






PAC GP ANSOR.COM Meneladani nilai Sejarah atau biografi Gus Dur tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan pemikiran dan gagasan. Mulai dari mengajar di pesantren, mengurus dan merawat organisasi NU, hingga menjadi politikus dan Presiden. 

Bertempat di Kantor PCNU Lumajang, tepatnya di "Lorong Musi 09" Komunitas Gusdurian Lumajang selenggarakan Tahlil dan Bincang-bincang (jagongan) dalam bingkai Haul Ke-9 mengupas basis pemikiran Gus Dur yang sangat komplek dan beragam sehingga menjadi menarik diperbicangkan. 

Gusdurian Lumajang terbentuk pada tahun 2013 untuk mewadahi para pengagum dan penerus perjuangan Gus Dur di Lumajang yang pada saat ini mayoritas Gusdurian diisi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.

Saat ini Gudurian Lumajang fokus pada kegiatan pendampingan masyarakat dan menjaga nilai toleransi dalam kehidupan beragama serta membentuk forum kajian dengan tema isu-isu kebangsaan, pendidikan, dan ekonomi rakyat. 

Abd. Mughits Naufal SH.I salah satu penggagas Gusdurian Lumajang, yang akrab dipanggil dengan Gus Noval menyampaikan bahwa percikan pemikiran Gus Dur yang begitu luas mampu tersampaikan dengan mudah kepada masyarakat dengan guyonan ataupun anekdot-anekdot ala Gus Dur sehingga mudah diterima oleh semua golongan.

Acara jagongan bareng kali ini banyak diisi dengan cerita-cerita Gus Dur yang banyak tersebar ke berbagai kolom koran dan jurnal maupun melalui media sosial yang berisi pemikiran Gus Dur yang mengupas tema keagamaan, politik, budaya hingga ekonomi.

Gus Ud, sapaan akrab Moh. Mas'ud, S.Ag, MA selaku Ketua PCNU Lumajang mengungkapkan rasa syukurnya karena diberikan kesempatan untuk bertemu Gus Dur ketika masih nyantri.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Gus Dur sebagai guru bangsa dalam memperjuangkan eksistensi organisasi Nahdlatul Ulama' pada zaman orde baru hingga Gus Ud mengibaratkan bahwa Gus Dur dengan NU itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipasahkan satu sama lain. 

Perjalanan Gus Dur dalam merintis tegaknya demokrasi, bahkan langkahnya menentang kebijakan orde baru dalam kekuasaan Suharto pada waktu itu sampai terbentuknya Forum Demokrasi (Fordem) juga menjadi perbincangan hangat. 

Juga menjadi topik pembahasan adalah rumusan yang dibuat oleh Greg Barton tentang pemikiran Gus Dur yang terklasifikasi dalam lima hal, yakni kekuatan Islam Tradisional dan sistem pesantren, kelemahan Islam tradisional di Indonesia saat ini, Dinamisasi - Tanggapan terhadap Modernitas, Pluralisme, serta Humanitarianisme dan Kebijakan Sosio-Politik.

Meski gagasan Gus Dur seringkali terkesan tabu dan nyeleneh hingga menimbulkan prokontra, pada dasarnya apa yang dicetuskan Gus Dur tetap berpijak pada pondasi tradisi dan kultur Islam yang sudah ada. Ini salah satu alasan mengapa ia menjadi mudah diterima di kalangan pesantren dibanding pembaharu-pembaharu Islam lainnya.

Perbincangan informal ini berakhir hingga tengah malam. Beberapa anak muda NU yang merasa menjadi anak ideologis Gus Dur dalam bungkus Gusdurian Lumajang akan terus fokus membahas sejumlah masalah-masalah aktual kemasyarakatan dan apa yang bisa direspon oleh anak-anak muda NU termasuk sejumlah kelemahan di internal mereka. 

Dan Untuk mempererat jejaring Gusdurian, diusulkan untuk menggelar pertemuan rutin yang akan diumumkan melalui grup media sosial Gusdurian Lumajang. (fd)

Haul Gus Dur Ke-9, PCNU Lumajang Selenggarakan Jagongan Bareng Bersama GUSDURian

PAC GP ANSOR RANDUAGUNG




PAC GP ANSOR.COM Meneladani nilai Sejarah atau biografi Gus Dur tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan pemikiran dan gagasan. Mulai dari mengajar di pesantren, mengurus dan merawat organisasi NU, hingga menjadi politikus dan Presiden. 

Bertempat di Kantor PCNU Lumajang, tepatnya di "Lorong Musi 09" Komunitas Gusdurian Lumajang selenggarakan Tahlil dan Bincang-bincang (jagongan) dalam bingkai Haul Ke-9 mengupas basis pemikiran Gus Dur yang sangat komplek dan beragam sehingga menjadi menarik diperbicangkan. 

Gusdurian Lumajang terbentuk pada tahun 2013 untuk mewadahi para pengagum dan penerus perjuangan Gus Dur di Lumajang yang pada saat ini mayoritas Gusdurian diisi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.

Saat ini Gudurian Lumajang fokus pada kegiatan pendampingan masyarakat dan menjaga nilai toleransi dalam kehidupan beragama serta membentuk forum kajian dengan tema isu-isu kebangsaan, pendidikan, dan ekonomi rakyat. 

Abd. Mughits Naufal SH.I salah satu penggagas Gusdurian Lumajang, yang akrab dipanggil dengan Gus Noval menyampaikan bahwa percikan pemikiran Gus Dur yang begitu luas mampu tersampaikan dengan mudah kepada masyarakat dengan guyonan ataupun anekdot-anekdot ala Gus Dur sehingga mudah diterima oleh semua golongan.

Acara jagongan bareng kali ini banyak diisi dengan cerita-cerita Gus Dur yang banyak tersebar ke berbagai kolom koran dan jurnal maupun melalui media sosial yang berisi pemikiran Gus Dur yang mengupas tema keagamaan, politik, budaya hingga ekonomi.

Gus Ud, sapaan akrab Moh. Mas'ud, S.Ag, MA selaku Ketua PCNU Lumajang mengungkapkan rasa syukurnya karena diberikan kesempatan untuk bertemu Gus Dur ketika masih nyantri.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Gus Dur sebagai guru bangsa dalam memperjuangkan eksistensi organisasi Nahdlatul Ulama' pada zaman orde baru hingga Gus Ud mengibaratkan bahwa Gus Dur dengan NU itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipasahkan satu sama lain. 

Perjalanan Gus Dur dalam merintis tegaknya demokrasi, bahkan langkahnya menentang kebijakan orde baru dalam kekuasaan Suharto pada waktu itu sampai terbentuknya Forum Demokrasi (Fordem) juga menjadi perbincangan hangat. 

Juga menjadi topik pembahasan adalah rumusan yang dibuat oleh Greg Barton tentang pemikiran Gus Dur yang terklasifikasi dalam lima hal, yakni kekuatan Islam Tradisional dan sistem pesantren, kelemahan Islam tradisional di Indonesia saat ini, Dinamisasi - Tanggapan terhadap Modernitas, Pluralisme, serta Humanitarianisme dan Kebijakan Sosio-Politik.

Meski gagasan Gus Dur seringkali terkesan tabu dan nyeleneh hingga menimbulkan prokontra, pada dasarnya apa yang dicetuskan Gus Dur tetap berpijak pada pondasi tradisi dan kultur Islam yang sudah ada. Ini salah satu alasan mengapa ia menjadi mudah diterima di kalangan pesantren dibanding pembaharu-pembaharu Islam lainnya.

Perbincangan informal ini berakhir hingga tengah malam. Beberapa anak muda NU yang merasa menjadi anak ideologis Gus Dur dalam bungkus Gusdurian Lumajang akan terus fokus membahas sejumlah masalah-masalah aktual kemasyarakatan dan apa yang bisa direspon oleh anak-anak muda NU termasuk sejumlah kelemahan di internal mereka. 

Dan Untuk mempererat jejaring Gusdurian, diusulkan untuk menggelar pertemuan rutin yang akan diumumkan melalui grup media sosial Gusdurian Lumajang. (fd)

No comments