Halaman

    Social Items

Showing posts with label Artikel. Show all posts
Showing posts with label Artikel. Show all posts


Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) sebagai penyelenggara Sayembara Logo Hari Santri 2019 menjelaskan bahwa logo Hari Santri 2019 terbentuk dari kata “santri” yang ditulis aksara Arab. Kata “santri” membentuk sebuah logo yang menggambarkan kobaran api.

Kobaran api pada logo karya Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim) menunjukkan semangat menyala kalangan santri dalam mengamalkan fatwa Resolusi Jihad NU dan semangat mereka dalam memelihara keutuhan NKRI demi mewujudkan Indonesia makmur dan sejahtera.

“Logo terdiri atas komposisi sejumlah warna. Gradasi warna biru dan hijau merupakan citra kesuburan dan kemakmuran Indonesia dengan kekayaan alam baik di laut maupun di darat,” kata salah satu dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, M Alfu Niam, mengutip ulang gagasan pembuat logo, kepada NU Online, Rabu (18/9).

Adapun warna emas, lanjutnya, yang menjadi titik pada logo itu menyiratkan santri sebagai generasi emas bangsa Indonesia dan penjaga tradisi keislaman dan keindonesiaan. “Warna emas dalam logo berjumlah lima titik yang menandai lima rukun Islam sebagai simbol keislaman dan menandai lima sila dasar negara sebagai simbol keindonesiaan,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, RMI NU telah mengumumkan juara sayembara logo atas nama Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim). Juara sayembara berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 5 juta. Pihak panitia akan memberikan hadiah kepada Muhammad Ainun Na’im senilai Rp 5 juta berupa uang tunai sebesar Rp 3 juta dan suvenir senilai Rp 2 juta.

Pihak panitia menjadikan karya pemenang sebagai logo Hari Santri 2019. Pemilihan juara dilakukan setelah melalui sejumlah tahapan yang telah ditentukan oleh panitia.

Pemilihan juara sayembara logo oleh dewan juri yang terdiri atas lima orang ini didasarkan pada pertimbangan dengan kriteria penilaian yang juga telah ditentukan. Perlu diketahui, ada 233 orang yang mengikuti Sayembara Logo Hari Santri 2019.

“Logo (pemenang) menjadi logo Hari Santri 2019 oleh PP RMI NU yang berlaku secara nasional. Keputusan tersebut final dan tidak bisa diganggu gugat serta mengikat,” kata dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, Hatim Gazali.

Kriteria penilaian dewan juri mencakup unsur keunikan, kesederhanaan, kemudahan untuk diingat, kesesuaian logo dengan tema dan karakter, aplikatif, hitam dan putih serta fleksibel pada semua warna, dan timeless/keabadian.

“Banyak sekali logo yang bagus. Ini menunjukkan santri merupakan generasi yang kreatif. Tetapi kita sebagai dewan juri harus menentukan siapa juaranya,” kata Hatim.(www.nu.or.id)

Tentang Logo Hari Santri 2019


Mungkin banyak dari kita yang tidak mengenal kata "Bahlul",bahkan sering kita sebut-sebut dalam bercandaan setiap harinya. Menirukan sesuatu memang sangat baik,selama dalam segi positif, tapi jika yang kita tiru taupun tidak tau seluk beluknya maka akan berbahaya bagi orang tersebut bila menggunakan istilah yang mereka tidak tau.

Mari kita mengenal mengenai kata "Bahlul", dan apa nama itu serta siapa sebenarnya sosok Bahlul...?

#BAHLUL...



"Bahlul" adalah kata yang biasa kita gunakan untuk mensifati orang yang bodoh, Tapi taukah dari mana asal kata itu......?

Sesungguhnya BAHLUL seorang yang dikenal sebagai orang gila di zaman raja Harun Al-Rasyid (Dinasti Abbasiyah).

Pada suatu hari Harun Al-Rasyid lewat di perkuburan, dilihatnya Bahlul sedang duduk disana.

Berkata Harun Al-Rasyid kepadanya :

"Wahai Bahlul, kapankah kamu akan berakal/sembuh dari dari gila....?

Mendengar itu Bahlul Beranjak dari tempatnya dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon…

“Wahai Harun yang gila, kapankah engkau akan sadar…?”,

Maka Harun Al-Rasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata :

“Siapa yang gila,…

Aku atau engkau yang selalu duduk dikuburan….?”

Bahlul berkata : “Aku berakal dan engkau yang gila”,

Harun : “Bagaimana itu biasa…?”,

Bahlul : “ Karena aku tau bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada. Maka aku memakmurkan kuburan sebelum istana, dan engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu, Sampai-sampai engkau takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburmu, Padahal engkau tau bahwa kamu pasti masuk dalam kubur, Maka katakan wahai Harun siapa yang gila diantara kita…?”.

Bergetarlah hati Harun,
Lalu menangis dengan tangisan yang sampai membasahi jenggotnya,

Lalu Harun berkata : “ Demi ALLAH Engkau yang benar.
Tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul”,

Bahlul : “Cukup bagimu Al-Qur’an maka jadikanlah pedoman”.

Harun : “Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul…?, Aku akan penuhi”,

Bahlul : “Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterimakasih padamu”,

Harun : “Mintalah…..”

Bahlul : 1. “ Tambahkan umurku ???

Harun : “Aku tak mampu”,

Bahlul : 2. “ Jaga aku dari malaikat maut ???”

Harun : “Aku tak mampu….”,

Bahlul : 3.“ Masukan aku kedalam surga dan jauhkan aku dari api neraka ??? “

Harun : “Aku tak mampu….”,

Bahlul : “Ketahuilah….bahwa engkau dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik ( Tuhan ), maka aku tidak perlu padamu”.

Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul “ Orang-orang gila yang berakal “

Tetapi kita menggunakan perkataan BAHLUL untuk mengatakan seseorang bodoh sedangkan dia adalah merupakan nama Ulama’ yang hebat.

Jangan sembarangan berkata "Bahlul", Inilah Kisahnya Syeikh Bahlul Majenun



Bangsa indonesia yang diakui mempunyai banyak ulama' hebat, dan berperan penting dalam sejarah membangun kesatuan NKRI untuk kemerdekaan bangsa ini. Banyak pula disebutkan tokoh-tokoh keturunan dari garis trah kenabian yaitu Nabi Muhammad Rasullullah s.a.w. yang tidak banyak diketahui. Golongan para habaib yang turut serta campur tangan memerdekakan bangsa indonesia, salah satunya H. Mutahar.

Secara singkat, bahwa tahukah anda siapa salah satu pendiri Pramuka Indonesia? Beliau adalah seorang HABIB (keturunan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam): Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar. Lahir di Semarang pada tanggal 5 Agustus 1916.

Beliau adalah:
Pendiri Gerakan Pramuka,
Pendiri Paskibraka,
Pencipta lagu 17 Agustus,
Pencipta lagu Hari Merdeka,
Pencipta lagu Syukur,
Pencipta lagu Hymne Pramuka (dan banyak lagi),
Pejuang “Pertempuran Lima Hari” Semarang,
“Sopir” pribadi Bung Karno saat perang,
Pengawal Bung Karno saat berhaji,
Orang yang di percaya Bung Karno untuk menyelamatkan Bendera Pusaka saat Belanda melumpuhkan Yogyakarta pada tahun 1948 (dan Muthohar berhasil lolos dari pemeriksaan ketat tentara Belanda),
Menguasai enam bahasa aktif,
Duta Besar RI di Takhta Suci Vatikan,
Penerima anugerah Bintang Gerilya,
Penerima Bintang Mahaputra,
Dan lain-lain.

Masyarakat luas tak tahu kalau beliau adalah seorang habib, karena selama ini hanya disebutkan sebagai H. MUTAHAR.

Beliau meninggal dunia pada Rabu petang tanggal 9 Juni 2004, pukul 16.30, dua bulan menjelang ulang tahunnya yang ke-88. Beliau tidak pernah menikah selama hidupnya, tapi mempunyai delapan orang anak asuh. H. Mutahar dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.

Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi beliau tidak menginginkan hal tersebut, sesuai dengan wasiatnya...

Di lansir dari berbagai sumber

Mengenal, sosok H. Mutahar




PAC GP ANSOR RANDUAGUNG.COM - Mbah Ma'mun adalah nama akrab sapaan KH Ma'mun Ahmad Langgar Dalem Kudus, Putra dari pasangan KH Ahmad dan Nyai Hj Suparmi, beliau putra ke empat dari empat bersaudara yaitu: Ibu Muslimatun, Ibu Malihah, H Abdul Muhid dan H Ma'mun.

Masa Kecil Beliau dilahirkan dari keluarga yang memegang teguh nilai-nilai pesantren, ketika beliau masih kecil, beliau berguru kepada KH R Asnawi (Pendiri NU) dan KH Arwani Amin dalam belajar dan mengaji beliau termasuk santri yang cerdas, dan beliau menjadi santri kinasih hingga suatu saat beliau ketika masih usia enam tahun mondok di pondok pesantren yang diasuh oleh KH R Asnawi dan diajak oleh KH R Asnawi dalam pengajian berjanji keliling kota Kudus-Pati dan setelah acara tiba-tiba beliau disuruh berdo'a sehingga menimbulkan pertanyaan oleh masyarakat, kenapa anak kecil yang berdo'a, kemudian dijawab oleh KH R Asnawi "anak kecil itu belum banyak dosanya sehingga do'anya dikabulkan oleh Allah SWT."

Jenjang Pendidikan Selain belajar kepada KHR Asnawi dan KH Arwani Amin beliau juga diajari oleh orang tuanya sendiri yaitu KH Ahmad, hingga pada suatu saat beliau bertemu dengan Mbah Soleh Tayu-Pati (Ayahanda KH Amin Sholeh) ketika berkunjung ke ndalemnya KHR Asnawi bertemu dengan beliau dan mengajaknya ke Pati untuk diasuh dan dijadikan santri. beberapa tahun selanjutnya bersama Mbah Sholeh melanjutkan mondok ke KH Dimyati Termas Pacitan Jawa Timur.

Dalam perjalanan ke Termas beliau menghafalkan kitab alfiyyah ibnu malik sampai benar-benar hafal, di termas beliau termasuk santri kesayangan dan bahkan beliau akan dijadikan menantunya.selain nyanti kepada KH Dimyati Termas, beliau juga nyantri kepada Sayid Ali Tuban dan usia muda beliau dihabiskan untuk mencari ilmu sampai usia 35 tahun.

Sifat dan Kepribadian Mbah Ma'mun adalah peribadi yang bersahaja (Zuhud) bahkan dalam sepanjang hayatnya beliau tidak memikirkan tentang kebendaan (duniawi)dan kata beliau "masalah rizqi semua makhluk kabeh wes ono sing ngatur, " masalah riqi semua makhluk semua sudah ditentukan sama Allah SWT. namun dibalik kesederhanaannya beliau mempunyai sifat sosial yang tinggi sehingga beliau dikenal sebagai sosok yang dermawan, selain itu beliau terkenal dengan sifat disiplin dan tegas sehingga pada waktu beliau menjadi Direktur Utama Madrasah TBS Kudus beliau sering keliling kelas dengan mengecek kondisi setiap kelas di TBS dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah I'dadiyah (MPTs), Madrasah Tsanawiyah (MTs)hingga Madrasah Aliyah (MA)agar selalu menghadap kiblat ketika pembelajaran. selain itu keihlasan dalam mengamalkan ilmu juga menjadi semangat beliau dalam mengajarkan pelajaran kepada santri-santrinya, semangat untuk terus mengajar sampai akhir hayat juga menjadi spirit beliau sehingga pada suatu ketika beliau sakit dan tak mampu berdiri,beliau masih ingin mengamalkan Ilmunya sehingga siswa-siswa TBS yang hadir di ndalem beliau. salah satu sifat beliau adalah sifat selalu berperasangka baik (husnudzon) kepada Allah SWT sehingga pada suatu ketika beliau sakit panas dan disuruh memijat salah satu santrinya beliau selalu mengucapkan hamdalah berulang-ulang dan ketika santrinya bertanya "Mbah Yai sakit kok malah mengucapkan hamdalah" Mbah Ma'mun Ahmad Menjawab "alhamdulillah badan saya panas jadi tidak usah repot-repot memasak air panas karena telah dikasih oleh Allah" dan ketika beliau kedinginan beliau berkata"alhamdulillah saya kedinginan jadi tidak usah membeli es" hemat kata itu merupakan ungkapan hati seorang yang selalu ridlo dengan takdir-Nya. sehingga apapun yang terjadi pada diri manusia kalau tahu semua datangnya dari Allah maka yang pahit akan berubah menjadi manis, ujian dan cobaan dianggap sebagai kenikmatan. beliau juga terkenal dengan kezuhudannya dan menjahui barang-barang syubhat (tidak jelas halal-haramnya), sehingga sampai sekarang ajaran beliau diterapkan di Pon Pes TBS dan Madrasah TBS bahwa tidak mau menerima bantuan dari pemerintah(syubhat). Mbah Ma'mun juga mempunyai kebun dan pertanian yang luas yang hasilnya antara lain:padi, cengkeh, tebu, kelapa dll.sehingga tiap tahunnya beliau menerima hasil dari sawah dan kebunnya tersebut, akan tetapi sebelum menerima beliau selalu bertanya kepada pengelolanya, apakah hasil dari pertanian dan perkebunan sudah dikurangi untuk zakat? jika belum maka beliau tidak mau menerima hasil dari pertanian dan perkebunan tersebut, bahkan beliau sering menyuruh untuk mengambil labih dari apa yang semstinya diberikan (1 nisab), karena beliau tidak mau hasil pertanian dan perkebunannya tercampur dengan hak milik orang lain jadi dikatakan "tompo resik tanpo ono reget" (menerima dengan bersih tanpa adanya cacat suatu apapun).beliau juga terkenal dengan sifat wira'inya sehingga jika ada perbedaan pendapat ulama' maka beliau akan memilih yang lebih berat (lilihtiyat).

Perjuangan Beliau Beliau adalah pengasuh pondok TBS Balaitengahan Kudus dan juga pernah menjadi Direktur Utama Madrasah TBS Kudus, Selain mengajar di Madrasah TBS dan Pon-Pes TBS, beliau juga mengajar di Madrasah NU Banat Kudus, Madrasah Diniyyah NU Putra Kradenan yang dulu di Kwanaran bersama KH Hambali(alm). selain itu beliau juga mengajar di Muawanatul Muslimin Kenepan Menara Kudus, beliau juga termasuk pendiri dan pengajar di Madrasah Diniyah Putri (MADIPU)TBS Kudus.

Prinsip perjuangan beliau adalah menjalankan dakwah dengan penuh keihlasan tanpa pamrih, walau dalam keadaan sakit masih mengajar, demikianlah keihlasan beliau dalam mengajarkan ilmu agama tanpa mengenal lelah, salah satu kebiasan beliau juga setiap hari jum'at menjalankan sholat jum'at keliling hingga kepelosok-pelosok desa di Kabupaten Kudus, kebiasaan ini dimaksudkan untuk mengecek apakah di desa-desa imam masjid sudah membaca al Qur'an sesuai tajwid dan masih menjalankan nilai-nilai ahlusunnah waljama'ah? kebiasaan tersebut melanjutkan seperti kebiasaan sang gurunya (KH Arwani Amin).

Pondok Pesantren dan Madrasah NU Kudus Setelah beberapa tahun belajar kepada Syekh Dimyati Termas, beliau pulang ke Kudus untuk membantu mengajar di Pon-Pes TBS Kudus yang didirikan oleh kakek beliau KH Abdul Lathif, didirikannya Pon-Pes TBS adalah sebagai wahana pembelajaean agama Islam ala Ahlusunnah waljama'ah.

Berawal dari Pon-Pes TBS berkembang ide berdirinya Madrasah NU TBS Kudus dari Kiyai Muhith (Kakak beliau) sebagai lembaga pendidikan formal, karena pesatnya pertumbuhan santri yang mengaji gagasan pendirian pondok TBS mendapatkan banyak dukungan dari para ulama dan masyarakat sebagai upaya untuk mendidik generasi penerus yang cerdas dan berakhlakul karimah. Sebagai tindak lanjut untuk mendirikan Madrasah TBS Kudus diperlukan persiapan sarana dan prasarana, maka diadakanlah musyawarah yang dipimpin oleh Kiyai Muhith dengan mengundang ulama' dan tokoh masyarakat.

Dari musyawarah tersebut terbentuklah suatu kepengurusan yang akan mengelola dan mengurus Madrasah TBS Kudus yaitu:(1)Bp. Kromo Wijoyo;(2)Bp. Asrurun; (3)H. Nur Syahid;(4)Bp. Chadziq; (5)Bp. Nur Khudrin;(6)H. Toyyib;(7)Bp. Muqsith; (8)Bp. H. Haris dan beliau sendiri.setelah terbentuk kepengurusan maka atas berkah rahmat dari Allah Madrasah TBS berdiri pada tanggal 7 Jumadil Akhiroh 1347H/21 November 1928. pertama kalinya nama TBS adalah "Tasywiquth Thullab Kudus" kemudian berubah oleh KH Abdul Jalil menjadi "Tasywiquth Thullab School" (Pada zaman penjajahan) dan oleh KH. Turaichan Adjuri dirubah menjadi "Tasywiquth Tullab Salafiyah" dengan singkatan TBS.

Berpulang kerahmatullah KH Ma'mun Ahmad meninggal dunia pada hari Ahad Legi, 22 Shafar 1423H/5 Mei 2002 dalam usia 87 tahun. sepanjang hayat dihabiskan untuk mengabdi di Pon-Pes TBS dan Madrasah TBS serta Madrasah-Madrasah lainnya di daerah Kudus, beliau juga banyak andil di masyarakat dan sosial dan hasil anak didik beliau sekarang banyak bermunculan sebagai ulama'-ulama' besar di Kudus seperti KH. Ma'ruf Irsyad (Rois Syuriyah PC NU Kab. Kudus), KH. Ahmad Basyir Jekulo (Mustasyar PC. NU Kudus), KH. Mohammad Mansur (Ketua Pengurus TBS Kudus), KH. Imam Sofwan (Ketua Umum PC NU Kab. Pati), KH. Abdulloh Sa'ad (Da'i dan Pengrus PC NU Kota Solo), dll. beliau selalu berpesan "ati-ati zaman wea eker (lebih dari akhir) sakiki akeh wong ngelakoni duso tapi ura rumongso koyo wong kesandung roto kebentus awang-awang" hati-hati zaman sudah akhir sekarang banyak orang melakukan dosa tapi tidak terasa seperti orang yang tersandung jalan yang rata dan kebentur langit. semoga kita sebagai santri bisa meniru teladan-teladan beliau. Alfatihah
wallahua'lam bissowab

(WY)

Mengenal KH. Ma'mun Ahmad Kudus




PAC GP ANSOR RANDUAGUNG.COM - Sejarah perlu dipahami secara utuh dan berkesinambungan. Pemahaman sejarah yang hanya dengan membaca potongan-potongan fragmen, sementara sebagian fragmen telah dipenggal dan ditutup-tutupi, akan melahirkan pemahaman menyimpang. Tidak hanya itu, bahkan bisa memutarbalikkan fakta dalam peristiwa. Hal itu terjadi di tengah bangsa ini dalam memahami sejarah pemberontakan PKI.
Jangan bilang PKI tidak bersalah. Peristiwa Madiun 1948 itu ulah biadab PKI. Dan betapa pahitnya omongan Aidit yang bilang ulama itu tanpa kerjaan, kitabnya yang banyak, yang bisa buat bendung kali Ciliwung tidak berguna, Indonesia tak butuh ulama.
Dalam pandangan sejarah kontemporer yang tidak benar, PKI hanya dianggap membuat maneuver hanya tahun 1965. Itu pun juga tidak sepenuhnya diakui, sebab peristiwa berdarah itu dianggap hanya manuver TNI Angkatan Darat. Kemudian dibuat kesimpulan bahwa PKI tidak pernah melakukan petualangan politik. Mereka dianggap sebagai korban konspirasi dari TNI AD dan ormas Islam anti PKI seperti NU dll.
Pemberontakan PKI pertama kali dilakukan tahun 1926, kemudian dilanjutkan dengan Pemberontakan Madiun 1948 dan dilanjutkan kembali pada tahun 1965 adalah suatu kesatuan sejarah yang saling terkait. Para pelakunya saling berhubungan. Tujuan utamanya adalah bagaimana mengkomuniskan Indonesia dengan mengorbankan para ulama dan aparat negara.
Pemberontakan Madiun 1948 yang dilakukan PKI beserta Pesindo dan organ kiri lainnya menelan ribuan korban baik dari kalangan santri, para ulama, pemimpin tarekat, yang dibantai secara keji. Selain itu berbagai aset mereka seperti masjid, pesantren dan madrasah dibakar. Demikian juga kalangan aparat negara baik para birokrat, aparat keamanan, poliisi dan TNI banyak yang mereka bantai saat mereka menguasai Madiun dan sektarnya yang meliputi kawasan startegis Jawa Timur dan Jawa Tengah.
Anehnya, PKI menuduh pembantaian yang mereka lakukan itu hanya sebagai manuver Hatta. Padahal jelas-jelas Bung Karno Sendiri yang berkuasa saat itu bersama Hatta mengatakan pada Rakyat bahwa Pemberontakan PKI di Madiun yang dipimpin Muso dan Amir Syarifuddin itu sebuah kudeta untuk menikam republik dari Belakang, karena itu harus dihancurkan. Korban yang begitu besar itu ditutupi oleh PKI, karena itu tidak lama akemudian Aidit menerbitkan buku Putih yang memutarbalikkan Fakta pembantaian Madiun itu. Para penulis sejarah termakan oleh manipulasi Aidit itu. Tetapi rakyat, para ulama dan santri sebagai korban tetap mencatat dalam sejarahnya sendiri.
Karena peristiwa itu dilupakan maka PKI melakukan agitasi dan propaganda intensif sejak dimulainya kampanye Pemilu 1955, sehingga suasana politik tidak hanya panas, tetapi penuh dengan ketegangan dan konflik. Berbagai aksi teror dilakukan PKI. Para kiai dianggap sebagai salah satu dari setan desa yang harus dibabat. Kehidupan kiai dan kaum santri sangat terteror, sehingga mereka selalu berjaga dari serangan PKI.
Fitnah, penghinaan serta pembunuhan dilakukan PKI di berbagai tempat, sehingga terjadi konflik sosial yang bersifat horisontal antara pengikut PKI dan kelompok Islam terutama NU. Serang menyerang terjadi di berbagai tempat ibadah, pengrusakan pesantren dan masjid dilakukan termasuk perampasan tanah para kiai. Bahkan pembunuhan pun dilakukan. Saat itu NU melakukan siaga penuh yang kemudian dibantu oleh GP Ansor dengan Banser sebagai pasukan khusus yang melindungi mereka. Lagi-lagi Kekejaman yang dilakukan PKI terhadap santri dan kiai dan kalangan TNI itu dianggap hanya manuver TNI AD.
Sejarah dibalik. Yang selama ini PKI bertindak sebagai pelaku kekejaman, diubah menjadi pihak yang menjadi korban kekejaman para ulama dan TNI. Lalu mereka membuat berbagai maneuver melalui amnesti internasional dan mahkamah internasional, termasuk Komnas HAM. Karena mereka pada umumnya tidak tahu sejarah, maka dengan mudah mempercayai pemalsuan sejarah seperti itu. Akhirnya kalangan TNI, pemerintah dan NU yang membela diri dan membela agama serta membela ideologi negara itu dipaksa minta maaf, karena dianggap melakukan kekejaman pada PKI.
PKI telah menciptakan suasana sedemikian tegang ,sehingga sampai pada situasi to kill or to be killed (membunuh atau dibunuh), dalam sebuah perang saudara. Oleh karena itu kalau diperlukan perdamaian maka keduanya bisa saling member maaf, bukan permintaan maaf sepihak sebagaimana mereka tuntut, karena justeru kesalahan ada pada mereka dengan melakukan agitasi serta teror bahkan pembantaian.
Pemahaman sejarah yang menyimpang ini harus diluruskan karena telah menyebar luas. Bahkan tidak sedikit kader NU yang berpandangan demikian, karena itu harus diluruskan, karena ini menyangkut peran politik NU ke depan.
Demi membangun Indonesia ke depan yang utuh dan tanpa diskriminasi NU bersedia memaafkan PKI sejauh mereka minta maaf. NU boleh memaafkan PKI tetapi sama sekali tidak boleh melupakan semua petualangan PKI, agar tidak terjerumus dalam lubang sejarah untuk ketiga kali. Dengan demikian bisa bersikap proporsional, bersahabat, bekerjasama dengan semua pihak, namun tetap menjaga keberadaan agama, keutuhan wilayah, komitmen ideologi serta keamanan negara.
SUMUR TUA SAKSI BISU KEKEJAMAN PKI
Salah seorang korban PKI di sumur tua Cigrok adalah KH Imam Shofwan, pengasuh Pesantren Thoriqussu’ada Rejosari, Madiun. KH Shofwan dikubur hidup-hidup di dalam sumur tersebut setelah disiksa berkali-kali…
Di antara kegemaran PKI yang terkenal adalah membantai para korbannya di sumur tua, kemudian ditimbun dengan tanah. Di sejumlah tempat di Magetan dan Madiun, terdapat beberapa sumur-sumur tua yang menjadi tempat pembantaian.
Sumur Tua Desa Soco
Soco adalah sebuah desa kecil yang terletak hanya beberapa ratus meter di sebelah selatan lapangan udara Iswahyudi. Desa Soco termasuk dalam wilayah Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan. Dalam peristiwa berdarah pemberotakan PKI tahun 1948, Soco memiliki sejarah tersendiri.
Di desa inilah terdapat sebuah sumur tua yang dijadikan tempat pembantaian oleh PKI. Ratusan korban pembunuhan keji yang dilakukan PKI ditimbun jadi satu di lubang sumur yang tak lebih dari satu meter persegi itu.
Letak Soco yang strategis dan dekat dengan lapangan udara dan dipenuhi tegalan yang banyak sumurnya, menjadikan kawasan itu layak dijadikan tempat pembantaian. Apalagi desa ini juga dilewati rel kereta lori pengangkut tebu ke Pabrik Gula Glodok, Pabrik Gula Kanigoro dan juga Pabrik Gula Gorang-gareng. Gerbong kereta lori dari Pabrik Gula Gorang-gareng itulah yang dijadikan kendaraan mengangkut para tawanan untuk dibantai di sumur tua di tengah tegalan Desa Soco.
Di sumur tua desa Soco ditemukan tak kurang dari 108 jenazah korban kebiadaban PKI. Sebanyak 78 orang diantaranya dapat dikenali, sementara sisanya tidak dikenal. Sumur-sumur tua yang tak terpakai di desa Soco memang dirancang oleh PKI sebagai tempat pembantaian massal sebelum melakukan pemberontakan.
Beberapa nama korban yang menjadi korban pembantaian di Desa Soco adalah Bupati Magetan Sudibjo, Jaksa R Moerti, Muhammad Suhud (ayah mantan Ketua DPR/MPR, Kharis Suhud), Kapten Sumarno dan beberapa pejabat pemerintah serta tokoh masyarakat setempat termasuk KH Soelaiman Zuhdi Affandi, pimpinan Pondok Pesantren ath-Thohirin Mojopurno, Magetan.
Di Soco sendiri terdapat dua buah lubang utama yang dijadikan tempat pembantaian. Kedua sumur tua itu terletak tidak jauh dari rel kereta lori pengangkut tebu. Para tawanan yang disekap di Pabrik Gula Rejosari diangkut secara bergiliran untuk dibantai di Desa Soco. Selain membantai para tawanan di sumur Soco, PKI juga membawa tawanan dari jalur kereta yang sama ke arah Desa Cigrok. Kini, desa Cigrok dikenal dengan nama Desa Kenongo Mulyo.
Terungkapnya sumur Soco sebagai tempat pembantaian PKI bermula dari igauan salah seorang anggota PKI yang turut membantai korban. Selang seratus hari setelah pembantaian di sumur tua itu, anggota PKI ini mengigau dan mengaku ikut membantai para tawanan.
Setelah diselidiki dan diinterogasi, akhirnya dia menunjukkan letak sumur tersebut. Sekalipun letak sumur telah ditemukan, namun penggalian jenazah tidak dilakukan pada saat itu juga, tapi beberapa tahun kemudian. Hal ini disebabkan oleh kesibukan pemerintah RI dalam melawan agresi Belanda yang kedua.
Sekitar awal tahun 1950-an, barulah sumur tua desa Soco digali. Salah seorang penggali sumur bernama Pangat menuturkan, penggalian sumur dilakukan tidak dari atas, namun dari dua arah samping sumur untuk memudahkan pengangkatan dan tidak merusak jenazah. Penggali sumur dibagi dalam dua kelompok yang masing-masing terdiri dari enam orang.
Menurut Pangat, mayat-mayat yang dia gali pada waktu itu sudah dalam keadaan hancur lebur seperti tape ketela. Daging dan kulit jenazah hanya menempel sedikit diantara tulang-belulang. Di kedalaman sumur yang sekitar duabelas meter, regu pertama menemukan 78 mayat, sementara regu kedua menemukan 30 mayat. Semua jenazah dihitung hanya berdasarkan tengkorak kepala, karena tubuh para korban telah bercampur-aduk sedemikian rupa.
Sumur Tua Desa Bangsri
Diantara sejumlah sumur tempat pembantaian yang digunakan PKI di sekitar Magetan, sumur tua desa Bangsri merupakan tempat yang paling awal. Sumur tua ini terletak di tengah tegalan ladang ketela di Dukuh Dadapan. Sekitar 10 orang korban PKI dibantai di sini. Kebanyakan adalah warga biasa yang dianggap menentang atau melawan PKI.
Para korban pembantaian di Bangsri berasal dari Desa Selo Tinatah, dan berlangsung sebelum pemberontakan 18 September 1948 dimulai. Mereka yang tertangkap PKI kemudian ditahan di dusun Dadapan. Beberapa hari menjelang hari H pemberontakan, para tawanan pun disembelih di lubang pembantaian di tengah tegalan.
Sumur Tua Desa Cigrok
Sumur tua di Desa Cigrok ini hampir sama dengan sumur tua di Desa Soco, sama-sama tidak terpakai lagi. Sebagaimana kepercayaan masyarakat setempat yang pantang menimbun sumur setelah tidak digunakan lagi, sumur tua Desa Cigrok demikian pula. Tidak ditimbun, kecuali tertimbun sendiri oleh tanah.
Sumur tua Desa Cigrok terletak di rumah seorang warga desa bernama To Teruno. To Teruno sebenarnya bukanlah anggota PKI, justru dialah yang melaporkan kekejaman PKI di sumur miliknya itu kepada kepala desanya. Salah seorang korban PKI di sumur tua Cigrok adalah KH Imam Shofwan, pengasuh Pesantren Thoriqussu’ada Rejosari, Madiun. KH Shofwan dikubur hidup-hidup di dalam sumur tersebut setelah disiksa berkali-kali. Bahkan ketika dimasukkan ke dalam sumur, KH Imam Shofwan sempat mengumandangkan adzan. Dua putra KH Imam Shofwan, yakni Kyai Zubeir dan Kyai Bawani juga jadi korban dan dikubur hidup-hidup secara bersama-sama.
Sebanyak 22 orang yang menjadi korban pembantaian di sumur tua Desa Cigrok. Selain KH Imam Shofwan dan dua puteranya, terdapat pula Hadi Addaba dan Imam Faham dari Pesantren Sabilil Muttaqin, Takeran. Imam Faham adalah adik dari Muhammad Suhud, paman dari Kharis Suhud.
Imam sebenarnya ikut mengawal KH Imam Mursjid ketika diciduk dari pesantrennya, namun di tengah jalan mereka terpisah. Jenazah Imam Faham akhirnya ditemukan di sumur tua itu, sementara jenazah KH Imam Mursjid hingga kini belum ditemukan.
Sumur Tua Desa Kresek
Selain beberapa sumur di Magetan, tempat pembantaian korban kebiadaban PKI di Madiun juga ditemukan di sebuah lubang di Dusun Kresek, Desa Dungus. Di lubang pembantaian di tepi bukit ini ditemukan 17 jenazah. Mereka diantaranya adalah perwira militer, anggota DPRD, wartawan dan masyarakat biasa.
Pembantaian di dusun Kresek dilakukan PKI karena posisinya telah terjepit oleh pasukan Siliwangi. Sementara itu, mereka tersesat di Kresek dalam perjalanan menuju Kediri. Karena tidak sabar membawa tawanan sedemikian banyaknya, mereka pun melakukan pembantaian di tepi bukit lalu menimbunnya di sebuah sumur tua. Terungkapnya sumur ini sebagai tempat pembantaian bermula dari laporan seorang janda warga Desa Kresek yang mengaku melihat terjadinya peristiwa keji itu.
Kini, di Kresek telah dibangun monumen dan tugu peringatan atas kekejaman PKI pada tahun 1948 dulu. Sebagaimana monumen di Desa Soco, monumen keganasan PKI di Kresek juga dibangun untuk mengingat keganasan PKI dalam membantai lawan-lawan politiknya, dengan harapan paham itu tidak lagi bangkit kembali di bumi pertiwi.
Tragedi Pesantren Takeran
Aksi pemberontakan PKI dalam Madiun Affair 1948 menjadikan pesantren sebagai sasaran utama yang harus dibasmi. Sebab, pesantren dianggap sebagai basis kekuatan masyumi yang menjadi musuh besar PKI. Di lain pihak pada tahun-tahun menjelang pemberontakan PKI, pimpinan Uni Soviet Stalin sedang gencar mencengkeramkan kukunya pada umat Islam di Asia Tengah yang menyebabkab berjuta-juta umat islam terbunuh atau dibuang ke Siberia. Sebagai murid Stalin yang setia, Muso tidaklah berlebihan ketika memprioritas-kan aksinya di pesantren.
Sejarah telah mencatat kelicikan-kelicikan PKI yang menculik satu demi sartu pimpinan pesantren yang dianggap musuh. Yel-yel PKI adalah “Pondok Bobrok, Langgar Bubar, Santri Mati”. PKI memang berhasil melumpuhkan sejumlah pesantren di Magetan. Salah satu pesantren incaran PKI adalah Takeran. Pesantren ini secara geografis sangat dekat dengan Gorang Gareng sehingga dapat dikatakan bahwa pesantren Takeran adalah rangkaian pembantaian PKI yang terjadi di Gorang Gareng.
Pesantren Takeran atau dikenal dengan pesantren Sabilil Muttaqien dipimpin oleh Kiai Imam Mursjid Muttaqien yang masih berumur 28 tahun. Pesantern Takeran merupakan salah satu pesantren yang paling berwibawa di Magetan kerena pemimpinnya mempunyai pengaruh yang sangat besar karena Kyai Imam Mursjid juga bertindak sebagai Imam tarekat Syatariyah.
Pesantren menjadi musuh utama PKI karena dalam pesantren itu terdapat kekuatan yang sangat diperhitungkan yaitu di dalam pesantren Takeran mamang aktif melakukan penggemblengan fisik dan spiritual terhadap para santri. Pada tanggal 17 September 1948, tepatnya hari Jum’at Kiai Hamzah dan Kiai Nurun yang berasal dari Tulungagung dan Tegal Rejo pergi ke Burikan. Setelah kepergian mereka seusai sholat Jum’at, Kiai Imam Mursjid didatangi oleh tokoh-tokoh PKI. Saat itu Kiai Imam Mursjid diajak bermusyawarah mengenai republik Soviet Indonesia. Kepergian pemimpin pesantren mereka menimbulkan tanda tanya besar, dua hari kemudian keberadaan iai Imam Mursjid belum diketahui secara pasti. PKI terus melakukan penangkapan dan penculikan kepada ustadz-ustadz yang lain seperti Ahmad Baidway, Husein, Hartono, dan Hadi Addaba.
Mereka tidak pernah kembali. Bahkan sebagian besar ditemukan sudah menjadi mayat di lubang-lubang pembatantaian yang tersebar di berbagai tempat di magetan. Yang menimbulkan keheranan adalah sampai sekarang adalah tempat pembantaian Kiai Mursjid yang belum diketahui sampai sekarang karena mayatnya belum dapat ditemukan. Bahkan dari daftar korban yang dibuat PKI sendiri tidak tercantum nama Kiai Mursjid.
Ada saksi lain lagi bernama Sumarwanto yang memberi angka 700 orang korban PKI di hutan Gangsiran. Sumarwanto tidak tahu sendiri, Dia diberitahu bapaknya. Jadi angka pasti berapa isi ‘Ladang Pembantaian’ itu belum jelas karena belum pernah ada yang menggali dan menghitung jumlah mayat di dalamnya,..kecual kalau Kaderun, mertuanya Sukiman dan bapaknya Sumarwanto adalah eksekutor PKI sehingga mereka tahu pasti jumlah angkanya.
Kabupaten Magetan selama ini sudah dikenal di dunia sebagai tempat beradanya Lubang-lubang Sumur Pembantaian (Killing Holes) dan “Ladang Pembantaian” (Killings Fields) sebagaimana dicatat dalam buku “Lubang-lubang Pembantaian: Pemberontakan FDR/PKI 1948 di Madiun” ditulis Maksum – Agus Sunyoto – Zainuddin terbitan Grafiti Press (1990); Peristiwa Coup berdarah PKI 1948 di Madiun ditulis Pinardi terbitan Inkopak-Hazera (1967); Pemberontakan Madiun: Ditinjau dari hukum negara kita ditulis Sudarisman Purwokusumo terbitan Sumber Kemadjuan Rakjat (1951); De PKI in actie: Opstand of affaire (Madiun 1948: PKI Bergerak) ditulis Harry A.Poeze terbitan KITLV-Yayasan Obor (2011).”
Jadi sebenarnya sumur-sumur “neraka” dan “Ladang Pembantaian” di Magetan itu sejatinya isinya orang-orang yang dibunuh oleh PKI. Itu faktanya! . Ada banyak jumlah sumur-sumur “neraka” dan “Ladang Pembantaian” karya PKI di Magetan itu. Yang sudah ditemukan ada 7 sumur “neraka” dan 1 “Ladang Pembantaian”, yaitu: 1. sumur tua Desa Dijenan, Kec.Ngadirejo, Kab.Magetan; 2.Sumur tua I Desa Soco, Kec.Bendo, Kab.Magetan; 3.Sumur tua II Desa Soco, Kec.Bendo, Kab. Magetan; 4. Sumur tua Desa Cigrok, Kec.Kenongomulyo, Kab.Magetan; 5. Sumur tua Desa Pojok, Kec.Kawedanan, Kab.Magetan; 6. Sumur tua Desa Batokan, Kec.Banjarejo, Kab. Magetan; 7. Sumur tua .Desa Bogem, kec.Kawedanan, Kab.Magetan; satu lokasi yang digunakan membantai musuh-musuh PKI adalah ruangan kantor dan halaman Pabrik Gula Gorang-Gareng di Magetan.
Waktu sumur-sumur “neraka” itu dibongkar tahun 1950, yang menyaksikan berpuluh ribu warga kabupaten dari berbagai desa terutama keluarga-keluarga yang mencari anggota keluarganya yang hilang diculik PKI. Begitulah, puluhan ribu warga Magetan menjadi saksi kejahanaman PKI yang memasukkan korban-korban kebiadaban mereka ke sumur-sumur “neraka” itu. Jumlah korban dihitung. Diotopsi. Semua terdata rapi. Sebagian besar masih dikenali keluarga maupun tim dokter.
Siapa saja kira-kira mereka yang dibantai PKI dan dimasukkan di sumur-sumur “neraka” itu?
Inilah data dari sumur “neraka” I di Desa Soco, Kecamatan Bendo, Kabupaten Magetan yang berisi 108 mayat, yaitu: Soehoed; R. Moerti. Kepala Pengadilan Magetan; Mas Ngabehi Soedibyo. Bupati Magetan; R. Soebianto, sekretaris kabupaten Magetan; R. Soekardono, Patih Magetan; Soebirin; Imam Hadi; R. Joedo Koesoemo; Soemardji; Soetjipto; Iskak; Soelaiman; Hadi Soewirjo; Soedjak; Soetedjo;Soekadi; Imam Soedjono; Pamoedji; Soerat Atim; Hardjo Roedino; Mahardjono; Soerjawan; Oemar Danoes; Soehari; Mochammad Samsoeri; Soemono; Karyadi; Soedradjat; Bambang Joewono; Soepaijo; Marsaid; Soebargi Haroen Ismail; Soejadijo; Ridwan; Marto Ngoetomo; Hadji Afandi; Hadji Soewignjo; Hadji Doelah; Amat Is; Hadji Soewignyo; Sakidi; Nyonya Sakidi; Sarman; Soemokidjan; Irawan; Soemarno; Marni; Kaslan; Soetokarijo; Kasan Redjo; Soeparno; Soekar; Samidi; Soebandi; Raden Noto Amidjojo; Soekoen; Pangat B; Soeparno; Soetojo; Sarman; Moekiman; Soekiman; Pangat/Hardjo; Sarkoen B; Sarkoen A; Kasan Diwirjo; Moeanan; ada sekitar 40 mayat tidak dikenali karena bukan orang Magetan.
Dalam peristiwa biadab itu ada kyai-kyai yang dibunuh PKI. Inilah data dari sumur “neraka” II Desa Soco, Kecamatan Bendo, kabupaten Magetan yang berisi 22 mayat, yaitu: R.Ismiadi, Kepala Resort Polisi Magetan; R.Doerjat, Inspektur Polisi Magetan; Kasianto, anggota Polri; Soebianto, anggota Polri; Kholis, anggota Polri; Soekir, anggota Polri; Bamudji, Pembantu Sekretaris BTT; Oemar Damos, Kepala Jawatan Penerangan Magetan; Rofingi Tjiptomartono,Wedana Magetan; Bani, APP.Upas; Soemingan, APP.Upas; Baidowi, Naib Bendo; Reso Siswojo, Guru; Kusnandar, Guru; Soejoedono, Adm PG Rejosari; Kjai Imam Mursjid Muttaqin, Mursyid Tarikat Syattariyah Pesantren Takeran; Kjai Zoebair; Kjai Malik; Kjai Noeroen; Kjai Moch.Noor.”(dari berbagai sumber)


Catatan Sejarah, Pembantaian Ulama' Oleh PKI




PAC GP ANSOR RANDUAGUNG.COM - KH Maksum Jauhari Lirboyo Bangkitkan Semangat Jihad Tumaps PKI.
Nama Yang Mulia KH Maksum Jauhari atau lebih dikenal dengan sebutan Gus Maksum bagi warga Nahdliyyin sangat familiar terdengar. Seorang pendekar sejati yang gagah berani, penuh dengan karomah, tegas tapi lembut, ramah dan bersahaja.

Sejak kecil, karomah beliau sudah bisa dilihat secara kasat mata oelh orang-orang di sekitarnya. Namun, beliau tidak pernah menggunakan kelebihannya itu untuk hal yang negatif.

Yang paling menonjol dari diri Gus Maksum ialah, di saat usia muda remaja beliau sudah menunjukan sikap prawira yang luar biasa, dan berani terang-terangan menentang Partai Komunis Indonesia (PKI) yang melalui ormas-ormasnya acap kali melakukan pelecehan agama islam.

Sebagai seorang pendekar, beliau amat ditakuti oleh orang PKI karena belum pernah ada sejarah, seorang pendekar PKI-pun yang berhasil mengalahkan beliau. Yang terjadi adalah beliau selalu saja mampu merobohkan lawan tandingnya.



Tatkala pemuda-pemuda PKI semakin menjadi-jadi dan mulai berani melakukan tindakan brutal dengan menyerang peserta pangajian, menyandera panitia dan melempar mushaf Al Qur'an lalu menginjak-injaknya, Gus maksum tampil terdepan mengawal keselamatan  peserta pengajian yang masih trauma.
Kejadian tersebut baru beliau ketahui setelah selesai, namun banyak peserta pengajian yang tidak berani kembali ke kampung dan pondok. Dalam peristiwa itu, ayahanda beliau, KH Jauhari mendapat penganiayaan dan perlakuan tidak terhormat. Pengawalan itu beliau lakukan seorang diri.

Pasca puncak Gerakan 30 September 1965, Yang Mulia KH Mahrus Aly, sebagai Ketua Syuriah NU, mendapat kabar bahwa PKI sudah menyiapkan lubang untuk melakukan pembantaian terhadap diri beliau beserta keluarga ndalem, juga seluruh santri Lirboyo.
Atas berita ini, Mbah Mahrus memerintahkan Gus Maksum untuk seluruh santri remaja dan dewasa untuk bersiap-siap.

Operasi Pagar Betis, yang merupakan kerjasama antara TNI, Santri, Anshor dan Masyarakat berhasil menumpas kelompok dari organisasi terlarang. Tentu tak lepas dari peran penting Gus Maksum. TNI sangat di untungkan dengan hal ini. Sebab, pada masa itu, banyak anggota TNI yang menjadi "binaan" PKI, namun tentu saja tidak ada seorangpun Santri dan Ansor yang PKI, sehingga membuahkan hasil yang gilang gemilang. Kediri dan sekitarnya berhasil dari PKI.

illa hadlroti ruhi KH Maksum Jauhari Lirboyo Kediri wa zawjatihi wadzurriyatihi wa furi'ihi wasilsilatihi wa muhibbihi syaiun lillahu lana walahum al fatihah...

(WY)

Keterlibatan Pendekar NU dalam Penumpasan PKI




PAC GP ANSOR RANDUAGUNG.COM - Mungkin sebagian dari kita tidak banyak mengenal sesosok pengawal sejati dari raja Salman bin Abdulaziz yang beberapa saat lalu namanya muncul di media masa dan akhirnya bisa di kenal oleh khalayak luas.

Orang hebat kepercayaan kerajaan arab saudi ini,mempunyai segudang predikat yang tidak di ragukan lagi. Bahkan dari pengabdian itu, bukan hanya di lakukan oleh dirinya seorang dari sebagian keturunan keluwarganya terdahulu sudah di percaya oleh sang raja arab saudi sampai di lanjutkan oleh dirinya.

Dengan nama Jenderal Abelaziz al-Fagham,yang kerap terlihat berada di samping Raja Salman saat menjalankan tugasnya,dan tiba-tiba orang hebat ini di laporkan oleh media masa arab saudi telah menyelesaikan tugasnya akibat sebuah insiden yang menimpanya.



Jenderal Abelaziz al-Fagham dilaporkan telah tewas dalam insiden penembakan oleh rekannya sendiri. Menurut pernyataan yang dirilis pada pers Saudi, SPA, Fagham meninggal pada Sabtu (28/9/2019) malam dirumah yang berlokasi di wilayah barat kota jedah.

Insiden penembakan itu terjadi di luar waktu tugasnya sebagai pengawal raja. Selain Fagham, tujuh orang lain juga dilaporkan cedera,termasuk pasukan keamanan. Penembakan terjadi usai keduanya terlibat cekcok terkait masalah pribadi.

"Fagham sedang berkunjung ke rumah temannya di jeddah, saat salah seorang kenalannya yang bernama Mamdouh al-Ali, datang dan memasuki rumah itu."

"Terjadi pembicaraan antara Fagham dengan Ali yang diyakini berakhir tegang,"demikian menurut laporan SPA,yang mengutip pihak berwenang, Minggu (29/9/2019).

"Ali sempat meninggalkan rumah itu namun kembali dengan membawa senjata dan mulai melepaskan tembakan,"lanjut laporan tersebut.

Pelaku menembaki Fagham serta melukai dua orang lainnya di dalam rumah, termasuk seorang pekerja asal filipina dan saudara laki-laki dari pemilik rumah. Fagham sempat dilarikan kerumah sakit, tetapi ia meninggal dalam perjalanan karena lukanya terlalu parah.



Setelah kejadian itu pelaku menolak untuk menyerahkan diri ke polisis yang telah mengepung lokasi kejadian. Akhirnya, Mamdouh pun tewas ditembak polisi.

Kantor berita milik pemerintah sejauh ini belum menuliskan laporan penyebab ditembaknya pengawal pribadi raja yang tewas di Distrik Shatee itu. Wilayah tersebut berjarak beberapa kilometer dari arah utara istana kerajaan, tempat Raja Salman biasa menghabiskan waktunya selama musim panas.

Mayor Jenderal Fagham tidak hanya menjadi pengawal pribadi raja salman, tetapi juga penguasa Arab Saudi sebelumnya, Raja Abdullah. Kematian Fagham pun menarik simpati dari banyak warga Arab Saudi.

"Semoga kamu beristirahat yang tenang, pahlawan..."kata penasihat senior kerajaan, Turki al-Sheikh,dalam unggahannya di Twitter.

(WY)




Ajudan Pribadi Raja Salman Tewas Ditembak Temannya




PAC GP ANSOR.COM - Sejumlah anggota Kongres dari berbagai Negara salah satunya indonesia enggan mengikuti konferensi the American Israel Public Affairs Committee (AIPAC). Salah satu kelompok lobi terkuat di Amerika Serikat (AS) itu tengah menghadapi kritik baru dari pendukung hak-hak Palestina.

Konferensi yang membahas soal kebijakan tahunan Amerika-Israel ini diselenggarakan selama tiga hari. AS kini mengalami perpecahan politik atas Israel.
Acara pro Israel tersebut akan kehilangan suara bipartisan politisi AS di AIPAC yang akan menjadi kandidat calon presiden pesaing pada 2020 dari indonesia. Kelompok progresif berpengaruh, MoveOn yang mendukung dan bergabung dengan para advokat hak-hak Palestina untuk mem promosikan kampanye media sosial #skipAIPAC.

Seperti dilaporkan Associated Press, beberapa kandidat calon presiden Demokrat yang tidak menghadiri konferensi AIPAC adalah Elizabeth Warren, Kamala Harris, dan Bernie Sanders. Mantan senator Beto O'Rourke, Wali Kota South Bend Pete Buttigieg, dan mantan CEO Starbucks Howard Schultz yang sedang mempertimbangkan diri sebagai kandidat calon presiden juga akan melewatkan konferensi.

Direktur Kebijakan untuk Sanders, Josh Orton, mengatakan kepada NBC Newsbahwa senator prihatin dengan AIPAC. Pasalnya, melalui AIPAC, para pemimpin menyatakan kefanatikan dan menentang solusi Palestina-Israel.



Keputusan para kandidat melewati konferensi AIPAC datang satu hari setelah kelompok MoveOn meminta semua kandidat calon presiden AS 2020 menjauhkan diri dari acara tersebut.
"Bukan rahasia AIPAC bekerja untuk menghalangi upaya diplomatik seperti kesepakatan Iran, merusak penentuan nasib Palestina, dan mengundang tokoh-tokoh yang aktif terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia ke panggungnya," ujar Direktur Kampanye Komite Aksi Politik MoveOn Iram Ali.

Direktur Hukum dan Kebijakan Nasional Komite Antidiskriminasi Amerika-Arab Abed A Ayoub mengatakan AIPAC dihadapkan serangkaian tantangan unik tahun ini. Menurut dia, akan lebih banyak orang dari Demokrat dan progresif menyadari Israel terlibat dalam pelanggaran hak asasi manusia. "Apa yang mereka lakukan terhadap Palestina pada dasarnya adalah aparteid," kata dia seperti dilansir di Aljazirah, Ahad (24/3).

Salah satu akademisi dari Uni ve rsity of Maryland Shibley Telhami mengatakan, posisi publik indonesia terhadap kebijakan Israel menjadi lebih kritis dari waktu ke waktu. Menurut dia, setiap politisi yang pintar dan ingin menang harus mempertimbangkan AIPAC dalam masalah ini. "Namun, mereka tidak dapat mengabaikan saat ini publik ada di sisi lain," ujarnya.

AIPAC diperkirakan akan menarik lebih dari 15 ribu orang Yahudi-Amerika dari seluruh negeri ke Washington. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan memberikan pidato utama pada Selasa (26/3). Namun, dia akan terlebih dulu bertemu dengan Presiden AS Donald Trump.
Perdebatan soal kebijakan AS atas AIPAC menjadi titik fokus debat partisan pada Februari, usai anggota Muslim Kongres, Ilhan Omar, membuat pernyataan tentang antisemit. Omar kala itu sempat menyinggung AIPAC. "Saya menegaskan kembali peran pelobi yang bermasalah dalam politik kita, apakah itu AIPAC, NRA, atau industri bahan bakar fosil," kata Omar.

Direktur Eksekutif Kampanye AS untuk Hak-Hak Palestina Yousef Munayyer mengatakan, hak-hak Palestina semestinya dibicarakan secara lugas. "Tetapi, kenyataannya salah satu alasan sangat sulit berbicara tentang hak-hak Palestina karena dampak dari kelompok kepentingan dan lobi," kata dia.
Di luar AIPAC, berbagai komunitas melakukan aksi protes. Mereka di antaranya Suara Yahudi untuk Perdamaian, Gerakan If Not Now, dan al-Awda: Rencana Koalisi Hak untuk Kembali Palestina.
Seorang wanita Yahudi dari Baltimore, Tali Ruskin, berada di antara para pengunjuk rasa. Dia baru saja kembali dari kunjungan 10 hari ke Israel.

Ruskin mengamati aliansi Netanyahu dengan politisi sayap kanan dengan pandangan rasis yang tidak tahu malu. "Apa yang telah kita lihat adalah AIPAC benar-benar tidak mewakili mayoritas Yahudi Amerika, terutama kaum muda," kata Ruskin.

Menurut dia, AIPAC akan mendukung apa pun yang dilakukan Netanyahu. Partai Likud Netanyahu memegang 30 kursi di Knesset dan menghadapi pemilihan ulang pada 9 April 2019. Lawan utamanya, mantan jenderal Benny Gantz, juga akan berbicara di koferensi AIPAC pekan ini. (WY)


Saatnya Menjauhi Kelompok Lobi Yahudi AIPAC