Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) sebagai penyelenggara Sayembara Logo Hari Santri 2019 menjelaskan bahwa logo Hari Santri 2019 terbentuk dari kata “santri” yang ditulis aksara Arab. Kata “santri” membentuk sebuah logo yang menggambarkan kobaran api.
Kobaran api pada logo karya Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim) menunjukkan semangat menyala kalangan santri dalam mengamalkan fatwa Resolusi Jihad NU dan semangat mereka dalam memelihara keutuhan NKRI demi mewujudkan Indonesia makmur dan sejahtera.
“Logo terdiri atas komposisi sejumlah warna. Gradasi warna biru dan hijau merupakan citra kesuburan dan kemakmuran Indonesia dengan kekayaan alam baik di laut maupun di darat,” kata salah satu dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, M Alfu Niam, mengutip ulang gagasan pembuat logo, kepada NU Online, Rabu (18/9).
Adapun warna emas, lanjutnya, yang menjadi titik pada logo itu menyiratkan santri sebagai generasi emas bangsa Indonesia dan penjaga tradisi keislaman dan keindonesiaan. “Warna emas dalam logo berjumlah lima titik yang menandai lima rukun Islam sebagai simbol keislaman dan menandai lima sila dasar negara sebagai simbol keindonesiaan,” jelasnya.
Sebagaimana diketahui, RMI NU telah mengumumkan juara sayembara logo atas nama Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim). Juara sayembara berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 5 juta. Pihak panitia akan memberikan hadiah kepada Muhammad Ainun Na’im senilai Rp 5 juta berupa uang tunai sebesar Rp 3 juta dan suvenir senilai Rp 2 juta.
Pihak panitia menjadikan karya pemenang sebagai logo Hari Santri 2019. Pemilihan juara dilakukan setelah melalui sejumlah tahapan yang telah ditentukan oleh panitia.
Pemilihan juara sayembara logo oleh dewan juri yang terdiri atas lima orang ini didasarkan pada pertimbangan dengan kriteria penilaian yang juga telah ditentukan. Perlu diketahui, ada 233 orang yang mengikuti Sayembara Logo Hari Santri 2019.
“Logo (pemenang) menjadi logo Hari Santri 2019 oleh PP RMI NU yang berlaku secara nasional. Keputusan tersebut final dan tidak bisa diganggu gugat serta mengikat,” kata dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, Hatim Gazali.
Kriteria penilaian dewan juri mencakup unsur keunikan, kesederhanaan, kemudahan untuk diingat, kesesuaian logo dengan tema dan karakter, aplikatif, hitam dan putih serta fleksibel pada semua warna, dan timeless/keabadian.
“Banyak sekali logo yang bagus. Ini menunjukkan santri merupakan generasi yang kreatif. Tetapi kita sebagai dewan juri harus menentukan siapa juaranya,” kata Hatim.(www.nu.or.id)