Halaman

    Social Items



PAC GP ANSOR.COM Keberagaman unsur organisasi di kecamatan randuagung,telah menyatukan kebersamaan dalam membangun sebuah kemajuan melalui sosial dalam bentuk jalur keagamaan dan budaya bersama Ansor Randuagung.

Kecamatan randuagung telah mengalami perubahan yang sangat signifikan, mulai dari tingkat pemerintahan sampai pada golongan komunitas pemuda. Masyarakat yang bersama-sama menunjukkan kepeduliannya terhadap daerah tempat tinggal mereka melalui dengan beragam kegiatan bersifat positif.

Beberapa elemen Masyarakat, mulai dari tingkat Kecamatan, Desa dan golongan pemuda saling bekerjasama demi kemajuan tempat tinggal yang mereka banggakan salah satunya adalah kecamatan Randuagung itu sendiri.

Pada minggu (14/9) pukul 07.00 sampai dengan pukul 17.30 bertepat di gedung pertemuan MWC NU Randuagung dengan kemeriahan yang sangat luar biasa dalam kegiatan para pemuda PAC Ansor Randuagung beserta para anggota ranting se-kecamatan randuagung.

Lagi-lagi para pemuda telah berkiprah ikut serta dalam setiap kegiatan untuk membangun kesuksesan wilayah tempat tinggal mereka,khususnya di Kecamatan Randuagung.

Dibuktikan kesuksesan acara tersebut dengan mengusung judul “Memperkokoh Idealisme Gerakan Pemuda”, bersama-sama dengan di hadiri beberapa tokoh dari wilayah setempat maupun dari luar daerah, diantaranya adalah Danramil Randuagung (Bpk Eli),Ketua PC Ansor Kab.Lumajang (Gus Eros), Sejarahwan Kab.Lumajang (Gus Bagong), tingkat LBH NU Kab.Lumajang (Lembaga Badan Hukum), ketua MWC NU Randuagung dan masih banyak tokoh lainnya yang hadir.

Bahkan dari ranting Ansor wilayah daerah lain pun juga ikut peran serta memriahkan kegiatan PKD (Pendidikan Kader Dasar) pertama kali yang dilaksanakan oleh PAC Ansor randuagung, dan dari beberapa yang hadir itulah bisa dibuktikan bahwa kebersamaan dan kerjasama antara tokoh beserta masyarakat sangat penting dalam membangun kemajuan daerah salah satunya melalui kegiatan keagamaan yang dibangun Ansor itu sendiri.

Karena pada zaman era teknologi seperti saat ini, sangat perlu kita tingkatkan kewaspadaan termasuk melalui pemudanya untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan, terlebih dengan bangsa Indonesia yang semakin hari semakin terkikis oleh perubahan peradaban.

Oleh karena itu sesuai dengan judul yang di usung dalam tema kegiatan tersebut, diharapakan para pemuda dapat turut serta berjuang dalam segi agama, sosial maupun politik.

“Ansor adalah salah satu pembela NKRI, dan dalam sebuah perjuangan Indonesia tidak terlepas dari pemuda dan agama serta penanaman jiwa nasionalisme dengan kedekatan para ulama’ salah satunya gerakan pemuda beragama (Ansor)”. Ungkap Eli Danramil Randuagung, dengan tegas

Dan sempat di singgung pula, oleh ketua PC Ansor kabupaten lumajang “bahwa beransor itu tidak mudah dan perlu adanya perjuangan yang luarbiasa, salah satunya dengan ikhlas mengabdi terhadaap Nahdlotul Ulama dan Aswajanya supaya tercapai setiap angan-angan dalam perjuangan membela agama dan bangsa.” 

Rofik selaku ketua PAC Ansor Randuagung, menyampaikan bahwa tujuan kegiatan PKD ini adalah untuk menyatukan umat khususnya para pemuda dalam menjaga untuk saling menghormati,bertoleransi,peduli serta menyadarkan mereka supaya bisa lebih peduli dan cinta terhadap bangsa termasuk tempat tinggal mereka sendiri yaitu khusunya kecamatan randuagung tercinta. (WY)


“Baiat” : Puluhan Pemuda Randuagung Melalui PKD PAC Ansor Randuagung Angkatan I (pertama),


Misi Sosial yang di lakukan oleh organisasi pemuda Randuagung Community dan PAC GP Ansor Randuagung sore ini sabtu (6/10/2018) menjadi Relawan peduli Palu dan Doanggala telah selesai dan sukses.

Mereka turun ke jalan untuk penggalangan dana yang nantinya akan disalurkan ke saudara-saudara yang tertimpa musibah Gempa dan sunami di Donggala dan palu. Aksi ini dilakukan di Jalan Raya Randuagung tepatnya di perlintasan kereta api Randuagung.

Meski kegiatan soasial ini dilakukan tidak satu hari full dan terkesan sebentar dengan dimulainya kegitan pada pukul 13:30 WIB dan berahir pada pukul 17.00 WIB, namun hanya berselang sekitar satu setengah jam, para relawan telah berhasil mengumpulkan hasil sumbangan dari para pengguna jalan yang melintas di jalan Raya Randuagung.

Baca Juga: Aliansi Pemuda Randuagung Adakan Aksi Solidaritas Palu dan Donggala

Penggalangan dana yang dilakukan dihari pertama ini menurut Koordinator Aksi Peduli Bencana Palu dan Donggala, Haris Suhud mengatakan bahwa hasil penggalangan dana sore ini berjumlah Rp 3.128.100.

"Tentu terkumpulnya uang tersebut tidak terlepas berkat bantuan seluruh pihak baik relawan yang berpartisipasi maupun pengguna jalan", tutur Suhud.

Menurut Agus fuad Hasan selaku sekretaris ANSOR, Aksi ini akan dilaksanakan dua hari yakni hari sabtu (6/10/2018) dan minggu (7/10/2018). "Untuk hari Minggu besok kegiatan ini akan di ikuti oleh bebrapa Ormas, Lembaga dan Masyrakat seperti Osis dan Pramuka se-kecamatan Randuagung" Tutur Agus FH.

Sementara Ketua Randuagung Community Aminulla Husen menjelaskan, "Insha Allah, untuk dana yang terkumpul ini nantinya akan segera kami salurkan langsung kepada saudara-saudara kita di Palu dan Donggala melalui LAZISNU kabupaten, Lumajang".

GP Ansor Bersama RC Galang Dana Untuk Palu Dan Donggala




PAC GP ANSOR.COM Sejarah mengungkap, nahwa tidak bisa dipungkiri sesosok gusdur yang di kenal sebagai ulama’ sederhana ini juga di kagumi beberapa tokoh terkenal dunia dalam dunia keislaman. Terlihat salah satu Ulama yang sangat dihormati di Saudi Arabia, dalam satu negara yang menganut faham Wahabi, Prof. Dr. Al-Muhaddits as-Sayyid Muhammad Alawi al-Maliki, yang muridnya tersebar di seluruh dunia, memberi penghormatan pribadi kepada Gus Dur ketika berkunjung ke kediamannya.

Besarnya pengaruh ulama yang mendalami madzhab Maliki ini telah berlangsung sejak dahulu. Lima orang kakek pendahulunya merupakan pemuka madzhab Imam Maliki di Makkah. Raja Saudi Arabia Faishal, tak akan membuat kebijakan terkait dengan Masjidil Haram sebelum berkonsultasi dengannya. 
Beliau belajar di al-Azhar Mesir dan memperoleh gelar Doktor pada usia 25 tahun, yang merupakan orang Saudi pertama yang mencapai gelar akademik tertinggi pada usia termuda. Sebagai seorang akademisi, ia telah mengarang lebih dari 100 kitab. Muridnya tersebar di seluruh dunia, terutama berasal dari Indonesia, Malaysia, Mesir, Yaman dan Dubai. Mereka yang belajar di pesantrennya difasilitasi penuh olehnya.
As-Sayyid muhammad bin Alawi al-Maliki meninggal tahun 2004 dan upacara penguburannya merupakan yang terbesar dalam 100 tahun belakangan. Radio Arab Saudi selama tiga hari penuh hanya memutar al-Qur’an untuk menghormatinya.

Ayahnya, Sayid Alwi bin Abbas al-Maliki adalah guru dari pendiri NU, KH. Hasyim Asy’ari. Dia juga pernah menjadi guru besar di Masjidil Haram pada 1930-an dan 40-an dan merupakan ulama terbesar pada zamannya. Banyak ulama sepuh dari Nahdlatul Ulama yang menimba ilmu dari Sayyid Alwi al-Maliki yang merupakan ahli hadits.

Penghormatan kepada Gus Dur, yang waktu itu masih menjabat sebagai ketua umum PBNU, oleh orang terhormat ini dituturkan oleh KH. Said Aqil Siroj, yang waktu itu menemaninya bersama Ghofar Rahman, sekjen Gus Dur dalam satu kunjungan ke Mekkah.



Sebagai ulama terkemuka, Sayyid Muhammad al-Maliki selalu dikunjungi oleh tamu dari berbagai negara. Waktu Gus Dur datang ke kediamannya, di ruang tamu sudah banyak sekali orang yang mengantri. Begitu Gus Dur datang, ia langsung dipersilahkan masuk, bahkan diajak berbincang di kamar tidur pribadinya, bukan di ruang tamu. Gus Dur dikasih uang, arloji mewah dan barang berharga lainnya sebagai tanda penghormatan.

Dalam pertemuan tersebut, Kiai Said mengggambarkan, “Begitu hormatnya mereka berdua. Dan mereka bukan orang sembarangan.” (WY)


Ulama’ Dunia Sayyid Muhammad Alwi Al-Maliki Pun; Hormati Gus Dur





PAC GP ANSOR.COM  Konferensi Pengurus Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Randuagung di selenggarakan untuk memilih Ketua masa khidmad 2018-2020 setelah beberapa waktu sempat mengalami kefakuman, akhirnya pada hari Sabtu (3/11) di laksanakan Konferensi yang dihadiri Pengurus PAC, Anggota, Alumni PAC IPNU IPPNU Randuagung dan bebrapa undangan lain.

Konferensi Pengurus Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama (IPNU) dan Ikatan Pelajar Putri Nahdlatul Ulama (IPPNU) Randuagung di selenggarakan oleh Pengurus Anak Cabang Ikatan Pelajar Nahdlatul Ulama untuk memilih Ketua masa khidmad 2018-2020.

Konfrensi yang diselenggarakan di Areal Gedung Perkantoran MWC NU Randuagung yang sebentar lagi rencananya akan diresmikan oleh PWNU Jawa Timur di mulai dengan Tahapan Pencalonan Ketua dimana setiap calon memaparkan Visi dan Misinya yang kemudian dilanjutkan dengan Pemilihan Ketua terpilih dilakukan dengan cara voting.

Hasil pemilihan ditetapkan calon terpih adalah Hasan Abdillah, pelajar yang berasal dari desa Kalidilem sebagai Ketua PAC IPNU dan Nanda Pratiwi, pelajar yang berasal dari desa Ranuwurung.

Nanda Pratiwi dalam visi misinya menyampaikan bahwa saat ini pelajar sebagai penerus bangsa harus mampu memfilter informasi secara baik agar tidak mudah terpengaruh dengan berbagai doktrin radikalisme dimana saat ini generasi muda dijadikan target utama.

Generasi muda khusunya pelajar juga harus ikut pro aktif dalam berbagai kegiatan postif melalui organisasi kepemudaan baik intra maupun ekstra agar tidak terjerumus dalam pergaulan bebas yang dapat merusak moral generasi muda dimana saat ini marak terjadi.

Dan Hasan Abdillah selaku Ketua PAC IPNU terpilih juga memohon dukungan serta bimbingan dari semua pihak untuk memberikan masukan ataupun kritikan yang membangun dalam meneruskan perjuangan demi kemajuan organisasi dengan tetap berlandaskan Aswaja.

Amir Mahmud, salah satu pengurus PAC Ansor Randuagung yang juga hadir dalam acara mengucapkan selamat bekerja bagi Ketua terpilih hasil Konfrensi PAC IPNU IPPNU Randuagung dan semoga kedepannya akan lebih baik lagi yang mampu membawa nama baik organisasi tidak hanya pada level PAC akan tetapi sampai tingkat Nasional. (WY)

Hasil Konfrensi Yang Terpilih PAC IPNU dan IPPNU Kecamatan Randuagung




PAC GP ANSOR. COM Sejarah lahirnya GP Ansor tidak bisa dilepaskan dari sejarah panjang kelahiran dan gerakan NU itu sendiri. Tahun 1921 telah muncul ide untuk mendirikan organisasi pemuda secara intensif. Hal itu juga didorong oleh kondisi saat itu, di mana-mana muncul organisasi pemuda bersifat kedaerahan seperti, Jong Java, Jong Ambon, Jong Sumatera, Jong Minahasa, Jong Celebes dan masih banyak lagi yang lain.
Dibalik ide itu, muncul perbedaan pendapat antara kaum modernis dan tradisionalis. Disebabkan oleh perdebatan sekitar tahlil, talkin, taqlid, ijtihad, mazhab dan masalah furuiyah lainnya. Tahun 1924 KH. Abdul Wahab membentuk organisasi sendiri bernama Syubbanul Wathan (pemuda tanah air). Organisasi baru itu kemudian dipimpin oleh Abdullah Ubaid (Kawatan) sebagai Ketua dan Thohir Bakri (Peraban) sebagai Wakil Ketua dan Abdurrahim (Bubutan) selaku sekretaris.
Setelah Syubbanul Wathan dinilai mantap dan mulai banyak remaja yang ingin bergabung. Maka pengurus membuat seksi khusus mengurus mereka yang lebih mengarah kepada kepanduan dengan sebutan “ahlul wathan”. Sesuai kecendrungan pemuda saat itu pada aktivitas kepanduan sebagaimana organisasi pemuda lainnya.
Setelah NU berdiri (31 Januari 1926), aktivitas organisasi pemuda pendukung KH. Abdul Wahab (pendukung NU) agak mundur. Karena beberapa tokoh puncaknya terlibat kegiatan NU. Meskipun demikian, tidak secara langsung Syubbanul Wathan menjadi bagian (onderbouw) dari organisasi NU.
Atas inisiatif Abdullah Ubaid, akhirnya pada tahun 1931 terbentuklah Persatuan Pemuda Nahdlatul Ulama (PPNU). Kemudian tanggal 14 Desember 1932, PPNU berubah nama menjadi Pemuda Nahdlatul Ulama (PNU). Pada tahun 1934 berubah lagi menjadi Ansor Nahdlatul Oelama (ANO). Meski ANO sudah diakui sebagai bagian dari NU, namun secara formal organisasi belum tercantum dalam struktur NU, hubungannya masih hubungan personal.
Ansor dilahirkan dari rahim Nahdlatul Ulama (NU) karena tuntutan kebutuhan alamiah Jam'iyyah. Berawal dari perbedaan antara tokoh tradisional dan tokoh modernis yang muncul di tubuh Nahdlatul Wathan, organisasi keagamaan yang bergerak di bidang pendidikan Islam, pembinaan mubaligh, dan pembinaan kader. KH Abdul Wahab Hasbullah, tokoh tradisional dan KH Mas Mansyur yang berhaluan modernis, akhirnya menempuh arus gerakan yang berbeda justru saat tengah tumbuhnya semangat untuk mendirikan organisasi kepemudaan Islam.
Dua tahun setelah perpecahan itu, pada 1924 para pemuda yang mendukung KH Abdul Wahab ,yang kemudian menjadi pendiri NU membentuk wadah dengan nama Syubbanul Wathan (Pemuda Tanah Air). Organisasi inilah yang menjadi cikal bakal berdirinya Gerakan Pemuda Ansor setelah sebelumnya mengalami perubahan nama seperti Persatuan Pemuda NU (PPNU), Pemuda NU (PNU), dan Anshoru Nahdlatul Oelama (ANO).
Nama Ansor ini merupakan saran KH. Abdul Wahab (ulama besar sekaligus guru besar kaum muda saat itu), yang diambil dari nama kehormatan yang diberikan Nabi MuhammadSAW kepada penduduk Madinah yang telah berjasa dalam perjuangan membela dan menegakkan agama Allah. Dengan demikian ANO dimaksudkan dapat mengambil hikmah serta tauladan terhadap sikap, perilaku dan semangat perjuangan para sahabat Nabi yang mendapat predikat Ansor tersebut. Gerakan ANO (yang kelak disebut GP Ansor) harus senantiasa mengacu pada nilai-nilai dasar Sahabat Ansor, yakni sebagi penolong, pejuang dan bahkan pelopor dalam menyiarkan, menegakkan dan membentengi ajaran Islam. Inilah komitmen awal yang harus dipegang teguh setiap anggota ANO (GP Ansor).
Meski ANO dinyatakan sebagai bagian dari NU, secara formal organisatoris belum tercantum dalam struktur organisasi NU. Hubungan ANO dengan NU saat itu masih bersifat hubungan pribadi antar tokoh. Baru pada Muktamar NU ke-9 di Banyuwangi, tepatnya pada tanggal 10 Muharram 1353 H atau 24 April 1934, ANO diterima dan disahkan sebagai bagian (departemen) pemuda NU dengan pengurus antara lain: Ketua H.M. Thohir Bakri; Wakil Ketua Abdullah Oebayd; Sekretaris H. Achmad Barawi dan Abdus Salam (tanggal 24 April itulah yang kemudian dikenal sebagai tanggal kelahiran Gerakan Pemuda Ansor).
Dalam perkembangannya secara diam-diam khususnya ANO Cabang Malang mengembangkan organisasi gerakan kepanduan yang disebut Banoe (Barisan Ansor Nahdlatul Oelama) yang kelak disebut BANSER (Barisan Serbaguna). Dalam Kongres II ANO di Malang tahun 1937. Di Kongres ini, Banoe menunjukkan kebolehan pertamakalinya dalam baris berbaris dengan mengenakan seragam dengan Komandan Moh. Syamsul Islam yang juga Ketua ANO Cabang Malang. Sedangkan instruktur umum Banoe Malang adalah Mayor TNI Hamid Rusydi, tokoh yang namaya tetap dikenang dan bahkan diabadikan sebagai salah satu jalan di kota Malang.
Salah satu keputusan penting Kongres II ANO di Malang tersebut adalah didirkannya Banoe di tiap cabang ANO. Selain itu, menyempurnakan Anggaran Rumah Tangga ANO terutama yang menyangkut soal Banoe.
Pada masa pendudukan Jepang organisasi-organisasi pemuda diberangus oleh pemerintah kolonial Jepang termasuk ANO. Setelah revolusi fisik (1945 – 1949) usai, tokoh ANO Surabaya, Moh. Chusaini Tiway, melempar mengemukakan ide untuk mengaktifkan kembali ANO. Ide ini mendapat sambutan positif dari KH. Wachid Hasyim – Menteri Agama RIS kala itu, maka pada tanggal 14 Desember 1949 lahir kesepakatan membangun kembali ANO dengan nama baru Gerakan Pemuda Ansor, disingkat Pemuda Ansor (kini lebih pupuler disingkat GP Ansor).
GP Ansor hingga saat ini telah berkembang sedemikan rupa menjadi organisasi kemasyarakatan pemuda di Indonesia yang memiliki watak kepemudaan, kerakyatan, keislaman dan kebangsaan. GP Ansor hingga saat ini telah berkembang memiliki 433 Cabang (Tingkat Kabupaten/Kota) di bawah koordinasi 32 Pengurus Wilayah (Tingkat Provinsi) hingga ke tingkat desa. Ditambah dengan kemampuannya mengelola keanggotaan khusus Banser (Barisan Ansor Serbaguna) yang memiliki kualitas dan kekuatan tersendiri di tengah masyarakat.
Di sepanjang sejarah perjalanan bangsa, dengan kemampuan dan kekuatan tersebut GP Ansor memiliki peran strategis dan signifikan dalam perkembangan masyarakat Indonesia. GP Ansor mampu mempertahankan eksistensi dirinya, mampu mendorong percepatan mobilitas sosial, politik dan kebudayaan bagi anggotanya, serta mampu menunjukkan kualitas peran maupun kualitas keanggotaannya. GP Ansor tetap eksis dalam setiap episode sejarah perjalan bangsa dan tetap menempati posisi dan peran yang stategis dalam setiap pergantian kepemimpinan nasional. (WY)

KH Abdul Wahab Hasbullah : Bersama Dalam Sejarah Pembentukan Ansor






PAC GP ANSOR.COM Meneladani nilai Sejarah atau biografi Gus Dur tentang perjalanan hidupnya yang penuh dengan pemikiran dan gagasan. Mulai dari mengajar di pesantren, mengurus dan merawat organisasi NU, hingga menjadi politikus dan Presiden. 

Bertempat di Kantor PCNU Lumajang, tepatnya di "Lorong Musi 09" Komunitas Gusdurian Lumajang selenggarakan Tahlil dan Bincang-bincang (jagongan) dalam bingkai Haul Ke-9 mengupas basis pemikiran Gus Dur yang sangat komplek dan beragam sehingga menjadi menarik diperbicangkan. 

Gusdurian Lumajang terbentuk pada tahun 2013 untuk mewadahi para pengagum dan penerus perjuangan Gus Dur di Lumajang yang pada saat ini mayoritas Gusdurian diisi oleh kalangan pelajar dan mahasiswa.

Saat ini Gudurian Lumajang fokus pada kegiatan pendampingan masyarakat dan menjaga nilai toleransi dalam kehidupan beragama serta membentuk forum kajian dengan tema isu-isu kebangsaan, pendidikan, dan ekonomi rakyat. 

Abd. Mughits Naufal SH.I salah satu penggagas Gusdurian Lumajang, yang akrab dipanggil dengan Gus Noval menyampaikan bahwa percikan pemikiran Gus Dur yang begitu luas mampu tersampaikan dengan mudah kepada masyarakat dengan guyonan ataupun anekdot-anekdot ala Gus Dur sehingga mudah diterima oleh semua golongan.

Acara jagongan bareng kali ini banyak diisi dengan cerita-cerita Gus Dur yang banyak tersebar ke berbagai kolom koran dan jurnal maupun melalui media sosial yang berisi pemikiran Gus Dur yang mengupas tema keagamaan, politik, budaya hingga ekonomi.

Gus Ud, sapaan akrab Moh. Mas'ud, S.Ag, MA selaku Ketua PCNU Lumajang mengungkapkan rasa syukurnya karena diberikan kesempatan untuk bertemu Gus Dur ketika masih nyantri.

Banyak hal yang dapat diteladani dari sosok Gus Dur sebagai guru bangsa dalam memperjuangkan eksistensi organisasi Nahdlatul Ulama' pada zaman orde baru hingga Gus Ud mengibaratkan bahwa Gus Dur dengan NU itu seperti dua sisi mata uang yang tidak dapat dipasahkan satu sama lain. 

Perjalanan Gus Dur dalam merintis tegaknya demokrasi, bahkan langkahnya menentang kebijakan orde baru dalam kekuasaan Suharto pada waktu itu sampai terbentuknya Forum Demokrasi (Fordem) juga menjadi perbincangan hangat. 

Juga menjadi topik pembahasan adalah rumusan yang dibuat oleh Greg Barton tentang pemikiran Gus Dur yang terklasifikasi dalam lima hal, yakni kekuatan Islam Tradisional dan sistem pesantren, kelemahan Islam tradisional di Indonesia saat ini, Dinamisasi - Tanggapan terhadap Modernitas, Pluralisme, serta Humanitarianisme dan Kebijakan Sosio-Politik.

Meski gagasan Gus Dur seringkali terkesan tabu dan nyeleneh hingga menimbulkan prokontra, pada dasarnya apa yang dicetuskan Gus Dur tetap berpijak pada pondasi tradisi dan kultur Islam yang sudah ada. Ini salah satu alasan mengapa ia menjadi mudah diterima di kalangan pesantren dibanding pembaharu-pembaharu Islam lainnya.

Perbincangan informal ini berakhir hingga tengah malam. Beberapa anak muda NU yang merasa menjadi anak ideologis Gus Dur dalam bungkus Gusdurian Lumajang akan terus fokus membahas sejumlah masalah-masalah aktual kemasyarakatan dan apa yang bisa direspon oleh anak-anak muda NU termasuk sejumlah kelemahan di internal mereka. 

Dan Untuk mempererat jejaring Gusdurian, diusulkan untuk menggelar pertemuan rutin yang akan diumumkan melalui grup media sosial Gusdurian Lumajang. (fd)

Haul Gus Dur Ke-9, PCNU Lumajang Selenggarakan Jagongan Bareng Bersama GUSDURian


Sebagai bentuk solidaritas ratusan muda-mudi yang tergabung dalam Aliansi Pemuda Randuagung Lumajang yang terdiri dari Randuagung Communty, GP Ansor, Osis dan Pramuka se Kecamatan Randuagung melakukan Aksi Solidaritas dalam bentuk penggalangan dana untuk korban bencana.

Seperti yang telah kita ketahui bahwa bencana Alam Gempa Bumi dan Tsunami yang menimpa sulawesi tengah beberapa hari yang lalu banyak menimblkan korban jiwa dan harta benda.

BNPB mencatat saat ini korban jiwa akibat Gempa dan tsunami mencapai 1.407 jiwa diantaranya di 1.203 di Palu, 144 Donggala, 64 Sigi, 12 Parigi Moutong, dan seorang di Pasang Kayu.

Kegiatan penggalangan dana ini sebetulnya sudah dimulai pada hari sabtu kemarin yang berahir pada hari ini, Minggu (07/10/2018).



Sebelum melakukan aksi galang dana yang sudah direncakan akan dilakukan dibeberapa tempat di wilayah kabupaten Lumajang ini, para relawan berkumpul di aula Pendopo Kecamatan untuk mndengarkan beberapa pengarahan untuk pelaksanaan kegiatan.

Acara dibuka langsung oleh Camat Randuagung, Abdul Basar, SH. didampingi Danramil Randuagung Kapten inf. Ahmad Eli Supriyadi.

Menurut Abdul Basar, kegiatan ini merupakan aksi sosial yang di inisiasi para pemuda dan siswa. Dan kita patut mengapresiasi semangat untuk memupuk kepedulian dan rasa ikhlas siswa dan pemuda terhadap korban bencana.

Aksi turun kejalan yang dilakukan PAC GP Ansor Kec. Randuagung Dan Organisasi RC (Randuagung Community) ini dimulai pada pukul 08:00 WIB dengan menempatkan para relawan masing-masing di beberapa tempat seperti di Kecamatan Klakah, Kecamatan Kedung Jajang, Kecamatan Jatiroto dan Kecamatan Randuagung.





Semangat yang tinggi untuk berbagi terus menggebu meskipun saat itu terik matahari menyengat.

Mereka rela berdiri di setiap pinggir jalan dan mengajak bagi para pengguna jalan yang melintas untuk bergotong-royong membantu saudara-saudara yang tertimpa musibah dengan menyumbangkan sedikit harta benda yang mereka miliki.

Menurut mereka, rasa empati muncul dari para relawan yang peka terhadap keadaan sekitar. Sebab di sana ada teriakan orang tua, tangisan anak kecil yang membutuhkan.



Berbeda dengan para pemuda ANSOR dan Randuagung Community yang mengumpulkan dana husus di jalan raya, puluhan siswa-siswi yang tergabung dalam Gerakan Pramuka dan OSIS juga melakukan aksi simpatik dengan mengelilingi perkampungan di Kec. Randuagung.

Dengan berbekal kardus yang bertuliskan "Aksi Solidaritas Peduli Palu dan Donggala" tersebut, para siswa menghampiri setiap rumah yang mereka lalui.

Husus bagi Gerakan Pramuka dan OSIS ini, penggalangan dana dimulai Pukul 08.00 pagi sampai dengan pukul 11.00 siang dan sengaja penyelenggara melibatkan para siswa-siswi dengan harapan agar mereka mengenal yang namanya arti solidaritas sesama manusia.



Salah satu anggota Gerakan Pramuka, Diana, mengaku, "meski sumbangan yang diberikan tidak besar, namun saya dan teman-tema berharap dukungan moril dan materil ini bisa meringankan derita korban bencana Gempa dan Tsunami di Palu dan Donggala", ucapnya.

Acara penggalangan bantuan untuk korban gempa bumi dan tsunami Sulawesi Tengah ini berakhir pada pukul 17.00 wib.

Kerja keras yang dilakukan Aliansi Pemuda se-Kecamatan Randuagung ini mendapat apresiasi yang baik dari lapisan masyarakat sehingga dana yang terkumpul dalam aksi ini sebesar Rp. 16.150.000,- (enam belas juta seratus lima puluh ribu rupiah), beberapa paket sembako (beras dan minyak goreng) dan puluhan kardus pakaian layak pakai serta selimut.



Menurut Aminullah selaku ketua Randuagung Community menyampaikan bahwa kegiatan ini bukan semata-mata kita lihat dari hasil yang diperoleh, akan tetapi ini merupakan panggilan hati untuk ikut meringankan penderitaan saudara kita yang terdampak musibah bencana alam ini.

Usai menggelar aksi simpatik para relawan melakukan sholat maghrib dan do'a bersama sebelum nantinya hasil sumbangan akan diserah terimakan oleh Aliansi Pemuda Se-Kecamatan Randuagung pada saudara Taufiq sebagai perwakilan dari Laziznu Lumajang di Posko pengumpulan bantuan bencana yang terletak di Alun-alun Lumajang.



Berikut Daftar Ormas Dan Lembaga Pendidikan yang tergabung dalam "Aliansi Pemuda -Se-Kecamatan Randuagung":

Ormas:
1. PAC Gerakan Pemuda Ansor Kecamatan Randuagung
2. Randuagung Community

OSIS:
1. MTs Darussalam Randuagung
2. SMPN 02 Randuagung
3. SMK Roudlatul Ulum Tunjung
4. SMA Al Maisaroh Salak
5. SMPI Roudlatul Ulum

Pramuka:
1. SMK Roudlatul Ulum Tunjung
2. MTs Darussalam Randuagung
3. MTs Muhammadiyah
4. SMPN 02 Randuagung

Peduli Palu Dan Donggala


Kelahiran Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) diwarnai oleh semangat perjuangan, nasionalisme, pembebasan, dan etos kepahlawanan.

GP Ansor terlahir dalam suasana keterpaduan antara kepeloporan pemuda pasca Sumpah Pemuda, semangat kebangsaan, kerakyatan, dan sekaligus spirit keagamaan.

Karenanya, kisa Laskar Hizbullah, Barisan Kepanduan Ansor, dan Banser (Barisan Serbaguna) sebagai bentuk perjuangan Ansor nyaris melegenda.

Terutama, saat perjuangan fisik melawan penjajahan peran Ansor sangat menonjol.

Visi GP Ansor:


  1. Revitialisasi Nilai dan Tradisi
  2. Penguatan Sistem Kaderisasi
  3. Pemberdayaan Potensi Kader
  4. Kemandirian Organisasi


Misi GP Ansor:


  1. Internalisasi Nilai ASWAJA dan Sifatur Rasul dalam Gerakan GP. Ansor.
  2. Membangun Disiplin Organisasi dan Kadersasi bebasis Profesi.
  3. Menjadi sentrum lalulintas informasi dan peluang usaha antar kader dengan stakeholder.
  4. Mempercepat kemandirian ekonomi kader dan organisasi


Tujuan GP Ansor:


  1. Membentuk dan mengembangkan generasi muda Indonesia sebagai kader bangsa yang cerdas dan tangguh, memiliki keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT, berkepribadian luhur, berakhlak mulia, sehat, terampil, patriotik, ikhlas dan beramal shalih.
  2. Menegakkan ajaran Islam Ahlussunnah Wal Jama’ah dengan menempuh manhaj salah satu madzhab empat di dalam wadah Negara Kesatuan Republik Indonesia.
  3. Berperan secara aktif dan kritis dalam pembangunan nasional demi terwujudnya cita-cita kemerdekaan Indonesia yang berkeadilan, berkemakmuran, berkemanusiaan dan bermartabat bagi seluruh rakyat Indonesia yang diridhoi Allah SWT.

Sejarah Gerakan Pemuda Ansor