Halaman

    Social Items


PAC ANSOR RANDUAGUNG - Ribuan Santri tumplek bleg!! dilapangan Desa Randuagung untuk mengikuti Upacara Peringatan Hari Santri Nasional tahun 2019 pada hari Selasa 22 Oktober 2019

Semua santri se kecamatan Randuagung sudah mulai berkumpul memadati lapangan upacara sejak pukul 6 pagi yang bergerak memadati jalan utama tanggul jember dari sisi timur arah pasar randuagung dan sisi barat arah kantor MWCNU Randuagung.

Elemen santri yang mengikuti upacara terdiri dari seluruh Pendidikan Diniyah, Madrasah dan seluruh sekolah pada semua jenjang pendidikan se kecamatan Randuagung.

Ketua PAC GP Ansor kecamatan Randuagung, Minal Faizin yang sekaligus sebagai Ketua Pelaksana acara menyampampaikan rasa terimakasihnya kepada semua fihak yang telah mendukung terlaksana upacara hari santri.

"Atas dukungan semua fihak peserta hari santri mencapai 5000 lebih peserta dari semua elemen" ujar Faizin



"Saya atas nama panitia mengucapkan terimakasih kepada Forkopimka, MWCNU, Banom NU dan Lembaga NU di lingkungan kecamatan Randuagung atas dukungannya" imbuhnya.

Upacara dimulai pada pukul 08.00 wib. dipimpin oleh Kasat Koryon Banser Kecamatan Randuagung, Yulianto S.Kom.

Bertindak sebagai Inspektur Upacara, Kapolsek Randuagung, IPTU Setyo Budi menyampaikan amanat Ketua PBNU dalam peringatan Hari Santri Nasional.

Dalam susunan upacara juga dibacakan Naskah Resolusi Jihad oleh Kyai Mustofa sekretaris MWCNU dan Ikrar Santri oleh Gus Kholil Abdy katib Suriyah.

Kehidmatan upacara semakin terasa saat lagu Yalal wathon di nyanyikan oleh paduan suara Fatayat Nu yang diikuti seluruh peserta.

Tumplek Bleg! Ribuan Santri Ikuti Upacara Hari Santri di Lapangan Randuagung


Theme song Hari Santri 2019 merupakan lagu yang resmi diluncurkan mentri agama dalam rangka peringatan Hari Santri Nasional.

Lagu untuk peringatan Hari Santri pada tahun 2019 liriknya dan lagunya secara umum masih sama dengan yang tahun 2018. Kementerian Agama melalui Direktorat Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Ditpdpontren) untuk tahun ini memang belum merilis lagu yang khas berbeda untuk tahun ini atau memang tidak ada.

Sementara dari berbagai media online dan juga youtube, lagu dan lirik nyanyian untuk peringatan Hari Santri 2019 masih memakai lagu pada peringatan Hari Santri 2018. Intinya tidak ada yang berubah.

Pada tahun 2018, ketika lagu tersebut dirilis, tema peringatan Hari santri yang diangkat adalah “Bersama Santri Damailah Negeri”. Akan tetapi lirik lagu itu masih cocok dinyanyikan pada peringatan Hari Santri tahun 2019 yang temanya “Santri Indonesia untuk Perdamaian Dunia”.

Theme Song Hari Santri


22 Oktober 45
Resolusi jihad panggilan jiwa
Santri dan ulama tetap setia
Berkorban pertahankan indonesia

Saat ini kita telah merdeka
Mari teruskan perjuangan ulama
Berperan aktif dengan dasar pancasila
Nusantara tanggung jawab kita

Reff:
Hari santri hari santri hari santri
Hari santri bukti cinta pada negeri
Ridho dan rahmat dari ilahi
Nkri harga mati

Ayo santri ayo santri ayo santri
Ayo ngaji dan patuh pada kyai
Jayalah bangsa, jaya negara
Jayalah pesantren kita

Mari bersiap kita berangkat
Ke pesantren dengan penuh samangat
Raih cita cita luruskan niat
Mengabdi tuk kemaslahatan umat

Back to reff

Jayalah bangsa negara
Jayalah indonesia
Jayalah indonesia

(*)

Inilah lirik lagu Hari Santri Nasional 2019



Pengurus Pusat Rabithah Ma’ahid Al-Islamiyyah Nahdlatul Ulama (PP RMI NU) sebagai penyelenggara Sayembara Logo Hari Santri 2019 menjelaskan bahwa logo Hari Santri 2019 terbentuk dari kata “santri” yang ditulis aksara Arab. Kata “santri” membentuk sebuah logo yang menggambarkan kobaran api.

Kobaran api pada logo karya Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim) menunjukkan semangat menyala kalangan santri dalam mengamalkan fatwa Resolusi Jihad NU dan semangat mereka dalam memelihara keutuhan NKRI demi mewujudkan Indonesia makmur dan sejahtera.

“Logo terdiri atas komposisi sejumlah warna. Gradasi warna biru dan hijau merupakan citra kesuburan dan kemakmuran Indonesia dengan kekayaan alam baik di laut maupun di darat,” kata salah satu dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, M Alfu Niam, mengutip ulang gagasan pembuat logo, kepada NU Online, Rabu (18/9).

Adapun warna emas, lanjutnya, yang menjadi titik pada logo itu menyiratkan santri sebagai generasi emas bangsa Indonesia dan penjaga tradisi keislaman dan keindonesiaan. “Warna emas dalam logo berjumlah lima titik yang menandai lima rukun Islam sebagai simbol keislaman dan menandai lima sila dasar negara sebagai simbol keindonesiaan,” jelasnya.

Sebagaimana diketahui, RMI NU telah mengumumkan juara sayembara logo atas nama Muhammad Ainun Na’im (@mas_naim). Juara sayembara berhak mendapatkan hadiah senilai Rp 5 juta. Pihak panitia akan memberikan hadiah kepada Muhammad Ainun Na’im senilai Rp 5 juta berupa uang tunai sebesar Rp 3 juta dan suvenir senilai Rp 2 juta.

Pihak panitia menjadikan karya pemenang sebagai logo Hari Santri 2019. Pemilihan juara dilakukan setelah melalui sejumlah tahapan yang telah ditentukan oleh panitia.

Pemilihan juara sayembara logo oleh dewan juri yang terdiri atas lima orang ini didasarkan pada pertimbangan dengan kriteria penilaian yang juga telah ditentukan. Perlu diketahui, ada 233 orang yang mengikuti Sayembara Logo Hari Santri 2019.

“Logo (pemenang) menjadi logo Hari Santri 2019 oleh PP RMI NU yang berlaku secara nasional. Keputusan tersebut final dan tidak bisa diganggu gugat serta mengikat,” kata dewan juri Sayembara Logo Hari Santri 2019, Hatim Gazali.

Kriteria penilaian dewan juri mencakup unsur keunikan, kesederhanaan, kemudahan untuk diingat, kesesuaian logo dengan tema dan karakter, aplikatif, hitam dan putih serta fleksibel pada semua warna, dan timeless/keabadian.

“Banyak sekali logo yang bagus. Ini menunjukkan santri merupakan generasi yang kreatif. Tetapi kita sebagai dewan juri harus menentukan siapa juaranya,” kata Hatim.(www.nu.or.id)

Tentang Logo Hari Santri 2019


Mungkin banyak dari kita yang tidak mengenal kata "Bahlul",bahkan sering kita sebut-sebut dalam bercandaan setiap harinya. Menirukan sesuatu memang sangat baik,selama dalam segi positif, tapi jika yang kita tiru taupun tidak tau seluk beluknya maka akan berbahaya bagi orang tersebut bila menggunakan istilah yang mereka tidak tau.

Mari kita mengenal mengenai kata "Bahlul", dan apa nama itu serta siapa sebenarnya sosok Bahlul...?

#BAHLUL...



"Bahlul" adalah kata yang biasa kita gunakan untuk mensifati orang yang bodoh, Tapi taukah dari mana asal kata itu......?

Sesungguhnya BAHLUL seorang yang dikenal sebagai orang gila di zaman raja Harun Al-Rasyid (Dinasti Abbasiyah).

Pada suatu hari Harun Al-Rasyid lewat di perkuburan, dilihatnya Bahlul sedang duduk disana.

Berkata Harun Al-Rasyid kepadanya :

"Wahai Bahlul, kapankah kamu akan berakal/sembuh dari dari gila....?

Mendengar itu Bahlul Beranjak dari tempatnya dan naik keatas pohon, lalu dia memanggil Harun Al-Rasyid dengan sekuat suaranya dari atas pohon…

“Wahai Harun yang gila, kapankah engkau akan sadar…?”,

Maka Harun Al-Rasyid menghampiri pohon dengan menunggangi kudanya dan berkata :

“Siapa yang gila,…

Aku atau engkau yang selalu duduk dikuburan….?”

Bahlul berkata : “Aku berakal dan engkau yang gila”,

Harun : “Bagaimana itu biasa…?”,

Bahlul : “ Karena aku tau bahwa istanamu akan hancur dan kuburan ini akan tetap ada. Maka aku memakmurkan kuburan sebelum istana, dan engkau memakmurkan istanamu dan menghancurkan kuburmu, Sampai-sampai engkau takut untuk dipindahkan dari istanamu ke kuburmu, Padahal engkau tau bahwa kamu pasti masuk dalam kubur, Maka katakan wahai Harun siapa yang gila diantara kita…?”.

Bergetarlah hati Harun,
Lalu menangis dengan tangisan yang sampai membasahi jenggotnya,

Lalu Harun berkata : “ Demi ALLAH Engkau yang benar.
Tambahkan nasehatmu untukku wahai Bahlul”,

Bahlul : “Cukup bagimu Al-Qur’an maka jadikanlah pedoman”.

Harun : “Apa engkau memiliki permintaan wahai Bahlul…?, Aku akan penuhi”,

Bahlul : “Iya aku punya 3 permintaan, jika engkau penuhi aku akan berterimakasih padamu”,

Harun : “Mintalah…..”

Bahlul : 1. “ Tambahkan umurku ???

Harun : “Aku tak mampu”,

Bahlul : 2. “ Jaga aku dari malaikat maut ???”

Harun : “Aku tak mampu….”,

Bahlul : 3.“ Masukan aku kedalam surga dan jauhkan aku dari api neraka ??? “

Harun : “Aku tak mampu….”,

Bahlul : “Ketahuilah….bahwa engkau dimiliki (seorang hamba) dan bukan pemilik ( Tuhan ), maka aku tidak perlu padamu”.

Kisah ini dikutip dari kitab yang berjudul “ Orang-orang gila yang berakal “

Tetapi kita menggunakan perkataan BAHLUL untuk mengatakan seseorang bodoh sedangkan dia adalah merupakan nama Ulama’ yang hebat.

Jangan sembarangan berkata "Bahlul", Inilah Kisahnya Syeikh Bahlul Majenun



Bangsa indonesia yang diakui mempunyai banyak ulama' hebat, dan berperan penting dalam sejarah membangun kesatuan NKRI untuk kemerdekaan bangsa ini. Banyak pula disebutkan tokoh-tokoh keturunan dari garis trah kenabian yaitu Nabi Muhammad Rasullullah s.a.w. yang tidak banyak diketahui. Golongan para habaib yang turut serta campur tangan memerdekakan bangsa indonesia, salah satunya H. Mutahar.

Secara singkat, bahwa tahukah anda siapa salah satu pendiri Pramuka Indonesia? Beliau adalah seorang HABIB (keturunan Rasulullah Shallallahu'alaihi wa Sallam): Muhammad Husein bin Salim bin Ahmad bin Salim bin Ahmad al-Muthahar. Lahir di Semarang pada tanggal 5 Agustus 1916.

Beliau adalah:
Pendiri Gerakan Pramuka,
Pendiri Paskibraka,
Pencipta lagu 17 Agustus,
Pencipta lagu Hari Merdeka,
Pencipta lagu Syukur,
Pencipta lagu Hymne Pramuka (dan banyak lagi),
Pejuang “Pertempuran Lima Hari” Semarang,
“Sopir” pribadi Bung Karno saat perang,
Pengawal Bung Karno saat berhaji,
Orang yang di percaya Bung Karno untuk menyelamatkan Bendera Pusaka saat Belanda melumpuhkan Yogyakarta pada tahun 1948 (dan Muthohar berhasil lolos dari pemeriksaan ketat tentara Belanda),
Menguasai enam bahasa aktif,
Duta Besar RI di Takhta Suci Vatikan,
Penerima anugerah Bintang Gerilya,
Penerima Bintang Mahaputra,
Dan lain-lain.

Masyarakat luas tak tahu kalau beliau adalah seorang habib, karena selama ini hanya disebutkan sebagai H. MUTAHAR.

Beliau meninggal dunia pada Rabu petang tanggal 9 Juni 2004, pukul 16.30, dua bulan menjelang ulang tahunnya yang ke-88. Beliau tidak pernah menikah selama hidupnya, tapi mempunyai delapan orang anak asuh. H. Mutahar dimakamkan sebagai rakyat biasa di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Jeruk Purut Jakarta Selatan dengan tata cara Islam.

Semestinya beliau berhak dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata dengan upacara kenegaraan sebagaimana penghargaan yang lazim diberikan kepada para pahlawan. Tetapi beliau tidak menginginkan hal tersebut, sesuai dengan wasiatnya...

Di lansir dari berbagai sumber

Mengenal, sosok H. Mutahar




PAC GP ANSOR RANDUAGUNG.COM - Mbah Ma'mun adalah nama akrab sapaan KH Ma'mun Ahmad Langgar Dalem Kudus, Putra dari pasangan KH Ahmad dan Nyai Hj Suparmi, beliau putra ke empat dari empat bersaudara yaitu: Ibu Muslimatun, Ibu Malihah, H Abdul Muhid dan H Ma'mun.

Masa Kecil Beliau dilahirkan dari keluarga yang memegang teguh nilai-nilai pesantren, ketika beliau masih kecil, beliau berguru kepada KH R Asnawi (Pendiri NU) dan KH Arwani Amin dalam belajar dan mengaji beliau termasuk santri yang cerdas, dan beliau menjadi santri kinasih hingga suatu saat beliau ketika masih usia enam tahun mondok di pondok pesantren yang diasuh oleh KH R Asnawi dan diajak oleh KH R Asnawi dalam pengajian berjanji keliling kota Kudus-Pati dan setelah acara tiba-tiba beliau disuruh berdo'a sehingga menimbulkan pertanyaan oleh masyarakat, kenapa anak kecil yang berdo'a, kemudian dijawab oleh KH R Asnawi "anak kecil itu belum banyak dosanya sehingga do'anya dikabulkan oleh Allah SWT."

Jenjang Pendidikan Selain belajar kepada KHR Asnawi dan KH Arwani Amin beliau juga diajari oleh orang tuanya sendiri yaitu KH Ahmad, hingga pada suatu saat beliau bertemu dengan Mbah Soleh Tayu-Pati (Ayahanda KH Amin Sholeh) ketika berkunjung ke ndalemnya KHR Asnawi bertemu dengan beliau dan mengajaknya ke Pati untuk diasuh dan dijadikan santri. beberapa tahun selanjutnya bersama Mbah Sholeh melanjutkan mondok ke KH Dimyati Termas Pacitan Jawa Timur.

Dalam perjalanan ke Termas beliau menghafalkan kitab alfiyyah ibnu malik sampai benar-benar hafal, di termas beliau termasuk santri kesayangan dan bahkan beliau akan dijadikan menantunya.selain nyanti kepada KH Dimyati Termas, beliau juga nyantri kepada Sayid Ali Tuban dan usia muda beliau dihabiskan untuk mencari ilmu sampai usia 35 tahun.

Sifat dan Kepribadian Mbah Ma'mun adalah peribadi yang bersahaja (Zuhud) bahkan dalam sepanjang hayatnya beliau tidak memikirkan tentang kebendaan (duniawi)dan kata beliau "masalah rizqi semua makhluk kabeh wes ono sing ngatur, " masalah riqi semua makhluk semua sudah ditentukan sama Allah SWT. namun dibalik kesederhanaannya beliau mempunyai sifat sosial yang tinggi sehingga beliau dikenal sebagai sosok yang dermawan, selain itu beliau terkenal dengan sifat disiplin dan tegas sehingga pada waktu beliau menjadi Direktur Utama Madrasah TBS Kudus beliau sering keliling kelas dengan mengecek kondisi setiap kelas di TBS dari Madrasah Ibtidaiyah (MI), Madrasah I'dadiyah (MPTs), Madrasah Tsanawiyah (MTs)hingga Madrasah Aliyah (MA)agar selalu menghadap kiblat ketika pembelajaran. selain itu keihlasan dalam mengamalkan ilmu juga menjadi semangat beliau dalam mengajarkan pelajaran kepada santri-santrinya, semangat untuk terus mengajar sampai akhir hayat juga menjadi spirit beliau sehingga pada suatu ketika beliau sakit dan tak mampu berdiri,beliau masih ingin mengamalkan Ilmunya sehingga siswa-siswa TBS yang hadir di ndalem beliau. salah satu sifat beliau adalah sifat selalu berperasangka baik (husnudzon) kepada Allah SWT sehingga pada suatu ketika beliau sakit panas dan disuruh memijat salah satu santrinya beliau selalu mengucapkan hamdalah berulang-ulang dan ketika santrinya bertanya "Mbah Yai sakit kok malah mengucapkan hamdalah" Mbah Ma'mun Ahmad Menjawab "alhamdulillah badan saya panas jadi tidak usah repot-repot memasak air panas karena telah dikasih oleh Allah" dan ketika beliau kedinginan beliau berkata"alhamdulillah saya kedinginan jadi tidak usah membeli es" hemat kata itu merupakan ungkapan hati seorang yang selalu ridlo dengan takdir-Nya. sehingga apapun yang terjadi pada diri manusia kalau tahu semua datangnya dari Allah maka yang pahit akan berubah menjadi manis, ujian dan cobaan dianggap sebagai kenikmatan. beliau juga terkenal dengan kezuhudannya dan menjahui barang-barang syubhat (tidak jelas halal-haramnya), sehingga sampai sekarang ajaran beliau diterapkan di Pon Pes TBS dan Madrasah TBS bahwa tidak mau menerima bantuan dari pemerintah(syubhat). Mbah Ma'mun juga mempunyai kebun dan pertanian yang luas yang hasilnya antara lain:padi, cengkeh, tebu, kelapa dll.sehingga tiap tahunnya beliau menerima hasil dari sawah dan kebunnya tersebut, akan tetapi sebelum menerima beliau selalu bertanya kepada pengelolanya, apakah hasil dari pertanian dan perkebunan sudah dikurangi untuk zakat? jika belum maka beliau tidak mau menerima hasil dari pertanian dan perkebunan tersebut, bahkan beliau sering menyuruh untuk mengambil labih dari apa yang semstinya diberikan (1 nisab), karena beliau tidak mau hasil pertanian dan perkebunannya tercampur dengan hak milik orang lain jadi dikatakan "tompo resik tanpo ono reget" (menerima dengan bersih tanpa adanya cacat suatu apapun).beliau juga terkenal dengan sifat wira'inya sehingga jika ada perbedaan pendapat ulama' maka beliau akan memilih yang lebih berat (lilihtiyat).

Perjuangan Beliau Beliau adalah pengasuh pondok TBS Balaitengahan Kudus dan juga pernah menjadi Direktur Utama Madrasah TBS Kudus, Selain mengajar di Madrasah TBS dan Pon-Pes TBS, beliau juga mengajar di Madrasah NU Banat Kudus, Madrasah Diniyyah NU Putra Kradenan yang dulu di Kwanaran bersama KH Hambali(alm). selain itu beliau juga mengajar di Muawanatul Muslimin Kenepan Menara Kudus, beliau juga termasuk pendiri dan pengajar di Madrasah Diniyah Putri (MADIPU)TBS Kudus.

Prinsip perjuangan beliau adalah menjalankan dakwah dengan penuh keihlasan tanpa pamrih, walau dalam keadaan sakit masih mengajar, demikianlah keihlasan beliau dalam mengajarkan ilmu agama tanpa mengenal lelah, salah satu kebiasan beliau juga setiap hari jum'at menjalankan sholat jum'at keliling hingga kepelosok-pelosok desa di Kabupaten Kudus, kebiasaan ini dimaksudkan untuk mengecek apakah di desa-desa imam masjid sudah membaca al Qur'an sesuai tajwid dan masih menjalankan nilai-nilai ahlusunnah waljama'ah? kebiasaan tersebut melanjutkan seperti kebiasaan sang gurunya (KH Arwani Amin).

Pondok Pesantren dan Madrasah NU Kudus Setelah beberapa tahun belajar kepada Syekh Dimyati Termas, beliau pulang ke Kudus untuk membantu mengajar di Pon-Pes TBS Kudus yang didirikan oleh kakek beliau KH Abdul Lathif, didirikannya Pon-Pes TBS adalah sebagai wahana pembelajaean agama Islam ala Ahlusunnah waljama'ah.

Berawal dari Pon-Pes TBS berkembang ide berdirinya Madrasah NU TBS Kudus dari Kiyai Muhith (Kakak beliau) sebagai lembaga pendidikan formal, karena pesatnya pertumbuhan santri yang mengaji gagasan pendirian pondok TBS mendapatkan banyak dukungan dari para ulama dan masyarakat sebagai upaya untuk mendidik generasi penerus yang cerdas dan berakhlakul karimah. Sebagai tindak lanjut untuk mendirikan Madrasah TBS Kudus diperlukan persiapan sarana dan prasarana, maka diadakanlah musyawarah yang dipimpin oleh Kiyai Muhith dengan mengundang ulama' dan tokoh masyarakat.

Dari musyawarah tersebut terbentuklah suatu kepengurusan yang akan mengelola dan mengurus Madrasah TBS Kudus yaitu:(1)Bp. Kromo Wijoyo;(2)Bp. Asrurun; (3)H. Nur Syahid;(4)Bp. Chadziq; (5)Bp. Nur Khudrin;(6)H. Toyyib;(7)Bp. Muqsith; (8)Bp. H. Haris dan beliau sendiri.setelah terbentuk kepengurusan maka atas berkah rahmat dari Allah Madrasah TBS berdiri pada tanggal 7 Jumadil Akhiroh 1347H/21 November 1928. pertama kalinya nama TBS adalah "Tasywiquth Thullab Kudus" kemudian berubah oleh KH Abdul Jalil menjadi "Tasywiquth Thullab School" (Pada zaman penjajahan) dan oleh KH. Turaichan Adjuri dirubah menjadi "Tasywiquth Tullab Salafiyah" dengan singkatan TBS.

Berpulang kerahmatullah KH Ma'mun Ahmad meninggal dunia pada hari Ahad Legi, 22 Shafar 1423H/5 Mei 2002 dalam usia 87 tahun. sepanjang hayat dihabiskan untuk mengabdi di Pon-Pes TBS dan Madrasah TBS serta Madrasah-Madrasah lainnya di daerah Kudus, beliau juga banyak andil di masyarakat dan sosial dan hasil anak didik beliau sekarang banyak bermunculan sebagai ulama'-ulama' besar di Kudus seperti KH. Ma'ruf Irsyad (Rois Syuriyah PC NU Kab. Kudus), KH. Ahmad Basyir Jekulo (Mustasyar PC. NU Kudus), KH. Mohammad Mansur (Ketua Pengurus TBS Kudus), KH. Imam Sofwan (Ketua Umum PC NU Kab. Pati), KH. Abdulloh Sa'ad (Da'i dan Pengrus PC NU Kota Solo), dll. beliau selalu berpesan "ati-ati zaman wea eker (lebih dari akhir) sakiki akeh wong ngelakoni duso tapi ura rumongso koyo wong kesandung roto kebentus awang-awang" hati-hati zaman sudah akhir sekarang banyak orang melakukan dosa tapi tidak terasa seperti orang yang tersandung jalan yang rata dan kebentur langit. semoga kita sebagai santri bisa meniru teladan-teladan beliau. Alfatihah
wallahua'lam bissowab

(WY)

Mengenal KH. Ma'mun Ahmad Kudus